MALANG, Tugumalang.id – Dalam sesi General Conference Malang Autism Summit 2024 (MAS 24) yang dihelat di Ruang Amphitheater 2 Gedung Malang Creative Center (MCC) Kota Malang, Jumat (4/10/2024). Founder Beloved Kanti Therapy Center Malang, Dr. Amelia A Daeng, M.Psi, Psikolog menjelaskan pentingnya semua pihak berkolaborasi memberi penanganan yang tepat pada anak berkebutuhan khusus.
Dalam sesi diskusi bertema “Berkolaborasi dengan Terapis: Bagaimana Orang Tua dan Guru Dapat Bekerja Sama”. Perempuan yang akrab disapa Amelia itu mengatakan, kolaborasi tidak hanya bergantung pada satu pihak saja tetapi semua memiliki peran untuk membantu tumbuh kembang anak berkebutuh khusus.
Ia juga menegaskan bahwa kolaborasi bukan hanya terapis, orang tua, atau guru tetapi juga sekolah dalam hal menyediakan tenaga profesional serta fasilitas pendukung bagi anak berkebutuhan khusus. Karena dengan adanya sekolah inklusi maka pendidikan yang inklusif harus benar-benar disiapkan oleh pihak sekolah.
Baca Juga: Ikuti Layanan Screening Gratis Untuk Anak Berkebutuhan Khusus, Peserta Malang Autism Summit 2024, Merasa Terbantu Memahami Karakter Anak
“Ayo kita berkolaborasi mulai sekarang jangan berjalan sendiri-sendiri. Sebenarnya berkolaborasi tidak hanya dengan terapis tetapi juga kolaborasi dengan sekolah. Apalagi sekarang banyak sekolah inklusi,” ujarnya.
Tetapi Amelia juga menyampaikan potret permasalahan yang dihadapi oleh sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan yang inklusif. Selain fasilitas bagi anak berkebutuhan khusus, kesiapan guru untuk menguasai kompetensi dalam mendampingi anak berkebutuhan khusus terkadang juga belum siap.
Sementara jika harus menggunakan jasa terapis atau shadow teacher profesional sebagai pendamping anak di sekolah juga belum tentu mereka dapat menguasai sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah.
Sehingga kondisi tersebut menurut Amelia menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif. Untuk itu peran semua pihak dibutuhkan dalam berkolaborasi memberi layanan pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah.
“Tentu menjadi tantangan bagi sekolah bagaimana guru, ilmu dan kompetensinya harus terus meningkat dalam hal pendidikan inklusif. Karena apa, jika mengandalkan terapis belum tentu mereka dapat masuk atau mengikuti alur dan sistem pembelajaran di sekolah. Jadi alangkah lebih baik jika tenaga profesional juga disiapkan oleh sekolah,” beber Amelia.
Baca Juga: Orang Tua Perlu Tahu! Begini Cara Memberikan Treatment Kepada Anak Berkebutuhan Khusus
“Artinya kolaborasi benar-benar melibatkan semua pihak yakni orang tua, guru, sekolah, dan juga terapis dan tidak bisa hanya dibebankan pada satu pihak saja,” imbuhnya.
Malang Autism Summit 2024 atau MAS 24 merupakan kolaborasi antara Penawar Special Learning Centre (PSLC) Malaysia bersama Tugu Media Group Indonesia sebagai mitra lokal.
Serta didukung oleh Spekix Special Kids Expo, Drisana, Motherland, Amazing Malang, Difabel Creative Community, Omah Gembira, Stifin Genetic, MCC, JCDC, MI AR Roihan Lawang Malang, Rumah Terapi Anton Metode, KIDABA, serta Paguyuban Seniman dan Pengrajin Disabilitas Karanganyar Jawa Tengah.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko