Tugumalang.id – Menumbuhkan ‘Green Behaviour’ di lingkungan sekolah menjadi salah satu cara untuk menanggulangi situasi darurat iklim. Jika semua guru di Indonesia bisa menerapkan hal ini, maka kestabilan lingkungan akan terjaga hingga di masa depan.
Metode ini disampaikan dalam kegiatan Cerita Guru Belajar yang diinisiasi Yayasan Guru Belajar dan PT Nutrifood Indonesia. Mereka menggelar webinar bertajuk ‘Menumbuhkan Green Behaviour di Sekolah’ dalam rangkaian Pekan Temu Pendidik Nusantara X, Senin (9/10/2023).
Public Relations and Sustainability Manager Nutrifood Arninta Puspitasari menjelaskan mengapa green behaviour perlu ditumbuhkan di sekolah dan hal apa yang bisa diinisiasi oleh guru.
Baca Juga: Bobol Sekolah di Wajak, Pemuda 19 Tahun Curi 3 Laptop
Dia mengatakan, green behaviour atau perilaku peduli pada lingkungan memerlukan waktu untuk bisa tumbuh melekat pada diri seseorang. Hal itu pun juga terjadi padanya.
“Setelah 5 tahun setelah saya bergabung di tim sustainability di Nutrifood, ikut dalam tim pengolahan sampahnya, saya baru tergerak untuk ikut menerapkannya di rumah,” ungkap Arninta.
Menurut dia, guru memiliki peran penting untuk menumbuhkan green behaviour pada murid. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai peduli lingkungan pada proses belajar.
“Cara ini yang paling efektif. Bisa kita mulai dengan aktif berdiskusi, refleksi bersama murid terhadap kasus yang terjadi di sekitar seperti asap, banjir, tanah longsor. Lalu juga bisa diimplementasikan melalui projek profil,” terang Arninta.
Baca Juga: Berhasil, Upaya Sutiaji Entaskan Angka Putus Sekolah di Kota Malang, Berikut Data dan Faktanya!
Untuk diketahui, projek profil merupakan pembelajaran korikuler di Kurikulum Merdeka untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila pada murid. Melalui projek profil, murid diharapkan bisa peka terhadap masalah di sekitarnya dan menjadi bagian dari solusinya.
Penerapan projek profil tidak hanya bisa selesai dalam satu atau dua jam pelajaran, melainkan satu tema untuk satu semester. Oleh karena itu, guru dan murid memiliki waktu yang cukup untuk berdiskusi dan refleksi bersama.
Di Nutrifood, papar Arninta, terdapat program green champion, yang mana staf dengan kesadaran lebih terhadap green behaviour dikumpulkan dan diajak menjadi contoh bagi staf lain. Cara ini bisa diimplementasikan juga di sekolah.
“Misalnya dibuat jadi green committee, isinya bisa guru, staf sekolah, dan murid yang memiliki inisiasi terhadap hidup yang menjaga dan peduli lingkungan. Atau ada orangtua murid yang tergabung dalam komunitas waste management misalnya, bisa diajak untuk mengisi sesi di sekolah,” kata Arninta.
Komitmen top management sekolah juga menjadi hal penting untuk meningkatkan green behaviour di sekolah. Sekolah bisa berkolaborasi dengan komunitas sekitar yang memiliki perhatian pada lingkungan.
“Sekarang sudah banyak banget komunitas hijau. Siapa tahu ada yang di dekat sekolah Bapak/Ibu. Misalnya bank sampah, siapa tahu bisa bantu untuk menampung sampah di sekolah yang sudah kita pilah,” jelasnya.
Saat ini pun Nutrifood memiliki program Nutrihub yang terdiri dari berbagai komunitas peduli lingkungan di berbagai kota. Apabila sekolah ingin berkolaborasi atau mencari komunitas hijau terdekat dapat menghubungi Nutrihub di kotanya.
Reporte: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A