MALANG, Tugumalang.id – Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) mengembangkan media pembelajaran digital Massive Open Online Course (MOOC) mengenai Psychological First Aid (PFA).
Konten tentang media pembelajaran MOOC yang merancang penjelasan tentang PFA sebagai langkah awal meredam perilaku self harm dikembangkan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi UM dari Angkatan 2022 dan 2023.
Mereka adalah Nauroh Nazhifah Ats Tsabitah Elsifa, Widi Febrianti, Damar La Nina, dan Nazwa Nayla Divani Putri. Tim pengembangan tersebut di bawah bimbingan dosen Fakultas Psikologi UM, Dewi Fatmasari Edy, S.Psi, M.A.
Baca Juga: Tingkat Penghasilan Usaha Tour, Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang Memberikan Pelatihan Managemen Objek Geowisata
Konten pembelajaran mengenai PFA telah diunggah di berbagai platform seperti MOOC yang dikelola oleh UM. Kemudian di kanal YouTube dan Instagram, @bantuan.awal dengan harapan setelah mempelajari course ini dalam MOOC. Audiens dapat menerapkan langkah-langkah PFA yang tepat.

Nantinya akan ada banyak manfaat berupa informasi edukatif yang didapatkan oleh audiens dari menyaksikan konten-konten di MOOC seputar PFA dalam meredam perilaku self harm.
“PFA ini dapat menjadi upaya pertolongan pertama psikologis bagi siapapun dan oleh siapapun. Edukasi dan penguatan PFA tidak hanya diberikan pada forum-forum pelatihan khusus. Namun juga diperlukan pelatihan yang bersifat open course dan juga penyebaran edukasi melalui berbagai media seperti YouTube dan Instagram,” beber dosen yang akrab disapa Dewi tersebut.
Baca Juga: Universitas Negeri Malang Berdayakan Desa Purworejo dengan Pembuatan Website
“Adanya media pembelajaran berbasis digital dapat memberikan aksesibilitas dan kemudahan dalam penyebaran informasi dan edukasi. Oleh karena itu, pengembangan media pembelajaran PFA berbasis digital ini akan meningkatkan pemahaman mengenai PFA untuk perilaku self harm,” imbuhnya.

Terdapat 6 konten MOOC yang telah dipublikasikan pada akun instagram @bantuan.awal dengan tema pertama yaitu “Mengulik PFA”, konten kedua bertema “Mengenal Self-Harm”, konten ketiga bertema “PFA bagi Pelaku Self-Harm”, konten keempat bertema “Sayangi Diri karena Kamu Berharga”, konten kelima bertema “Jadilah Penolong bagi Sesama”, konten terakhir mengenai “Melatih PFA bagi Diri Sendiri”.
“Proses brainstorming dan editing dilakukan bersama-sama secara berkala. Kami menghasilkan konten video, slide motion, hingga konten feeds Instagram,” jelas Dewi.
Pihaknya menjelaskan bahwa edukasi mengenai kesehatan mental memang semakin masif. Akan tetapi masih perlu penguatan yang masif mula, tidak hanya seputar fenomena-fenomena mental kecemasan, ide untuk menyakiti diri sendiri yang dikenal dengan istilah self harm.
Sehingga dibutuhkan informasi edukatif yang semakin masif seputar PFA sebagai pertolongan pertama dalam mengatasi masalah psikologis, dalam hal ini self harm.
Dewi menambahkan melalui konten yang dikembangkan di MOOC seputar PFA sebagai penanganan pertama self harm dapat membantu masyarakat untuk siapapun yang tengah mengalami masalah psikologis. Karena PFA dapat dilakukan oleh siapa saja tetapi dengan memperhatikan prinsip PFA itu sendiri.
“PFA dapat dilakukan oleh siapa saja dengan memperhatikan prinsip PFA yaitu Look (amati), Listen (dengarkan), dan Link (hubungkan). World Health Organization (WHO) menjabarkan PFA sebagai sebuah respons yang bersifat manusiawi dan suportif kepada sesama manusia yang sedang menderita atau memerlukan dukungan,” tutupnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A