Tugumalang.id – Terop atau tenda peringatan Hari Pahlawan yang didirikan Pemkot Malang tiba-tiba roboh. Terop itu roboh sebelum Aremania melakukan aksi Malang Menghitam bertepatan 40 hari Tragedi Kanjuruhan di bundaran Alun-alun Tugu Kota Malang pada Kamis (10/11/2022).
Terop tersebut roboh usai terhempas angin kencang tepat sebelum Aremania tiba melakukan aksi Malang Menghitam. Saat itu cuaca memang sedang mendung dan angin berhembus kencang.
Petugas Satpol PP Kota Malang yang sedang berjaga di pagar Balai Kota Malang berlarian menuju lokasi terop tersebut. Mereka kemudian mengecek dan mengatur arus lalu lintas agar tetap lancar.
“Iya itu tadi kena angin kencang sekitar pukul 13.10 WIB,” kata salah satu petugas Satpol PP Kota Malang.
Beruntung, terop roboh itu tak menimbulkan korban luka. Disebutkan, memang saat itu beberapa orang berada di bawah tenda itu. Namun mereka bisa segera bergegas melarikan diri ketika terop mulai miring.
Tak berselang lama, rombongan Aremania tiba di bundaran Tugu Alun-alun Kota Malang sekitar pukul 13.15 WIB. Meski begitu, terop tersebut tampak tak menggangu aksi yang dilakukan Aremania.
Sebagai Informasi, Aremania saat itu juga tengah melakukan aksi menuntut keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan. Tiga tuntutan utama digelorakan dalam aksi itu. Mereka menyebut tuntutan itu sebagai Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat.
1. Seret, tangkap dan adili, 1) seluruh aktor dibalik Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022, b) Seluruh eksekutor lapangan Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
2. Jadikan Tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, bukan hanya sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) ringan.
3. Bayar segala kerugian yang diderita korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 melalui mekanisme kompensasi dan restitusi.
Selain melakukan tuntutan, Aremania juga melakukan doa bersama untuk para korban Tragedi Kanjuruhan. Selain itu mereka juga membawa ratusan keranda dan foto para korban peristiwa 1 Oktober 2022.
Tak hanya itu, Aremania juga melakukan teatrikal Tragedi Kanjuruhan. Mereka memperagakan aksi penembakan gas air mata hingga suporter diinjak injak.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A