Malang, Tugumalang.id – Di bawah kepemimpinan Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, angka kemiskinan Kota Malang mencapai titik terendah dalam 10 tahun terakhir. Hal itu berdasarkan data yang dibeberkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin mengungkapkan bahwa jumlah penduduk miskin di Kota Malang pada Maret 2023 mencapai 37,78 ribu jiwa dan turun menjadi 34,84 ribu jiwa pada Maret 2024.
Hal itu menjadikan angka kemiskinan di Kota Malang turun sebesar 0,35 persen dari angka 4,26 persen pada periode tahun 2023 menjadi 3,91 persen di periode 2024 ini.
“Angka ini menjadikan Kota Malang sebagai kota dengan angka kemiskinan terendah kedua di Jatim,” jelasnya.
Baca Juga: Angka Kemiskinan Turun, Pj Wali Kota Malang Terus Lakukan Langkah Kongkret
Adapun faktor yang mendorong penurunan angka kemiskinan ini yakni tersusunnya basis data melalui aplikasi Pendataan Kesejahteraan Sosial Kota Malang (PDKTSAM) yang menghasilkan data by name by address dan by need.
Kemudian intervensi kemiskinan yang lebih tepat sasaran dengan adanya basis data hasil PDKTSAM, serta keberhasilan pengendalian harga komoditas komoditas pemicu terjadinya inflasi.
“Juga dengan keberpihakan Pemkot Malang terhadap UMKM lokal tentang prioritas penggunaan produk usaha mikro, kecil dan menengah serta pelaku ekonomi kreatif dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah,” tuturnya.
Meski begitu, kata Umar, persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Namun tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan juga perlu diperhatikan.
Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rata rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
Baca Juga: Tangani Stunting dan Kemiskinan Ekstrem, Pj Wali Kota Malang Instruksikan Upaya Sistematis
“Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Kota Malang tahun 2024 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Hal ini bisa diartikan bahwa kualitas kesejahteraan penduduk di Kota Malang sudah lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan rasa syukur atas capaian ini. Dikatakan, Kota Malang pada Juli 2024 ini mengalami deflasi sebesar -0,01 persen di angka 1,83 persen untuk inflasi year on year. Angka ini jelasnya masuk dalam range inflasi yang ditetapkan nasional yaitu 2,5 persen (plus minus satu).
Meski terhitung aman, Wahyu mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada pada gejolak harga beberapa komoditas yang bisa mempengaruhi laju inflasi di Kota Malang.
“Tentu kita harus tetap waspada, sebab dalam Rakornas TPID hari Senin lalu disebutkan beberapa komoditas seperti minyak goreng, beras dan cabai rawit mengalami kenaikan harga,” tuturnya.
Dia juga menegaskan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan upaya antisipasi terjadinya gejolak harga, terutama untuk komoditas cabai rawit. Salah satunya dengan melakukan penandatanganan kerja sama antardaerah dengan Pemkab Lumajang.
Selain itu, rencana strategis lain yang dilakukan adalah melakukan pemantauan harga harga komoditas di pasar pasar oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Malang.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko