MALANG, Tugumalang.id – Pandemi Covid-19 yang melanda di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia pada awal tahun 2020 lalu rupanya memberi cerita tersendiri bagi Founder Kimya.id, Diana Manzila.
Situasi pandemi memberi berkah tersendiri bagi usaha yang dirintis oleh perempuan alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim itu.
Zila, sapaan akrab Diana Manzila, merintis usaha yang awalnya dimulai dari hijab, baju, homey dress, kemudian berkembang ke mukena. Di saat situasi tak menentu di masa pandemi terutama di awal-awal Covid-19 semakin mengganas di Indonesia.
Baca Juga: Sinopsis Film Possesion: Kerasukan, Remake Film Asing dengan Versi Cerita Lebih Menakutkan
Kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat untuk menekan persebaran virus Covid-19 justru di mata Zila menjadi sebuah peluang. Ia mencoba mengembangkan usahanya dengan mencoba membuat produk masker.
Produk masker itu cukup diminati oleh masyarakat dan membuat omzet usaha milik Zila terus meningkat. Nama Kimya sendiri diambil dari nama anak salah satu tokoh sufi yakni Jalaluddin Rumi.

“Usaha ini (Kimya.id) sebenarnya berjalan pesat itu sejak Covid (pandemi). Itu benar-benar ceruknya. Saya saat ini lebih spesifik ke mukena dari awalnya hijab, baju, homey dress. Terus ketika Covid itu, saya kan punya bayi kecil habis itu enggak bisa kemana-mana dan nyoba di masker,” tuturnya.
Baca Juga: Cerita Wahyu Aditia Juara 1 Lomba Foto Piala Pj Wali Kota Malang, Pilih Angkat Budaya Dibandingkan Bangunan Bersejarah
“Awalnya boom terus mencoba di mukene juga boom dan omzet lebih besar daripada sebelum Covid. Nah itu tiba-tiba berkembang pasca Covid dan mulai pesat,” imbuh Zila.
Ditipu Rekan Kerja
Meski demikian, perjalanan Zila dalam menjaga dan membesarkan Kimya.id untuk terus berkembang pesat tidak lah mudah.
Selain beberapa kali mengalami kerugian, dia pernah merasakan pahitnya ditipu oleh rekan kerjanya sendiri yang sudah diberi kepercayaan penuh.
Tidak hanya itu, Zila juga pernah kehilangan rumah, mobil, serta beberapa aset keluarganya. Ditambah hutang ratusan juta karena sang suami sempat menjadi korban penipuan investasi bodong.
Alih-alih menyerah kepada keadaan, Zila terus memutar otak untuk menjaga usahanya tetap berjalan dan terus memberi kebermanfaatan bagi orang-orang sekitar.
Walau tak menampik sempat down akibat ditipu rekan kerjanya. Sebagai seorang entrepreneur muda, dia mencoba mencari solusi dengan cara menekan biaya operasional melalui mengurangi endorse usaha miliknya.
Hasilnya, Kimya.id pun terus berkembang sampai sekarang meski sempat melewati fase yang cukup sulit.
“Rugi sering, ditipu orang juga sering. Ditipu penjahit, uang dibawa kabur dan ditipu suplier itu sering. Masa Covid omzet memang tinggi tetapi rentan penipuannya,” ungkap Zila.
“Sempat down pasti tapi down-nya enggak sampai dua hari. Akhirnya mulai berpikir apa yang bisa dikerjakan dan apa yang enggak bisa dikerjakan. Kemudian harus menekan biaya yang biasanya saya alokasikan untuk endorse selama satu minggu dan entah tiga sampai empat selebgram waktu itu. Saya enggak endorse sama sekali untuk menekan biaya operasional,” urainya.
Zila yang memiliki latar belakang pengusaha dari orang tuanya sebagai pedagang kapuk di Pasuruan, Jawa Timur, berkeinginan memiliki konveksi sendiri suatu saat nanti.
Karena selama ini Kimya.id bekerja sama dengan beberapa penjahit rumahan yang dipercaya untuk memproduksi produk-produk usahanya tersebut. Tetapi dari segi biaya cara ini membutuhkan biaya operasional cukup tinggi.
Dengan memiliki konveksi sendiri, Zila berharap bisa semakin memberdayakan orang-orang di sekitarnya untuk terus mengembangkan usahanya tersebut. Saat ini Kimya.id memiliki 5 orang karyawan yang semuanya adalah anak-anak muda.
Kepada anak muda yang ingin menekuni dunia usaha, Zila juga memberi tips memulai usaha. Menurutnya, paling penting adalah konsistensi dan juga mental.
Karena tantangan menjadi seorang entreprenuer tidak mudah, namun akan mendapatkan hasil yang diinginkan jika terus mau belajar dan juga terus berinovasi.
“Harus ajeg (konsisten), karena waktu down harus memikirkan apa yang akan kita hadapi. Di awal sempat enggak ada yang beli juga. Nah itu, kita harus bisa berpikir bagaimana bisa menyelesaikan masalah. Seperti intensitasnya lebih diseringkan untuk promosi dan terus berinovasi serta berteman dengan perubahan,” paparnya.
Program ini adalah program liputan untuk mendukung wirausaha lokal tumbuh dan berkembang. Supported by ParagonCorp (Wardah, Emina, Kahf, Make Over, Puteri, Biodef, dan lain-lain).
Program ini adalah program liputan untuk mendukung wirausaha lokal tumbuh dan berkembang. Supported by Paragon Corp (Wardah, Emina, Make Over, Puteri, Biodef dll).
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A