Tugumalang.id – Sosok perempuan pemberani di awal kemerdekaan Indonesia bernama Ida Nasution. Dia adalah adalah esais yang tulisannya sangat tajam mengkritik penjajahan Belanda. Sayangnya, sosok perempuan yang dekat dengan Chairil Anwar tersebut tak berumur panjang. Dia hilang misterius pada tahun 1948.
Ida Nasution adalah bukti bahwa perempuan juga bisa berekspresi tajam dan berkontribusi untuk negeri ini. Lewat penanya yang tajam dia mengumandangkan “kemerdekaan” di banyak artikelnya. Tapi bahasanya yang tajam membuatnya hilang tanpa jejak pada tahun 1948. Perempuan pemberani, cerdas, dan terpelajar ini memiliki fakta-fakta yang akan membuatmu kagum dengan sosoknya. Berikut 5 fakta mengenai Ida Nasution.
1. Gebetan Chairil Anwar
Ida adalah salah satu perempuan yang namanya ada dalam puisi Chairil Anwar. Mereka adalah anak muda yang berapi-api mengumandangkan kemerdekaan lewat kata-kata.
Chairil lebih sering berkutat dengan keindahan bahasa yaitu puisi, sementara Ida dengan ketajaman bahasa yaitu esai. Ada yang bilang, Ida adalah hasrat intelektual Chairil. Lihat saja, betapa kuatnya pesona Ida sampai Chairil bersajak, “Aku mau bebas dari segala, merdeka, juga dari Ida.” Bahkan, Chairil pernah membacakan pidato yang naskahnya dipenuhi dengan nama Ida di depan Angkatan Baru Pusat Kebudayaan.
Di dalam buku “Aku” karya Sjuman Djaya sosok Ida digambarkan sebagai wanita misterius, anggun, dan terpelajar. Meskipun Chairil telah memberikan berbagai kata-kata indah, Ida tidak mudah terbaca dengan sikap misteriusnya. Ia sangat sulit tergapai.
2. Presiden Perhimpunan Mahasiswa UI (PMUI) Pertama
Pada tanggal 20 November 1947, PMUI yang digagas oleh Ida Nasution dan G.Harahap. diresmikan. Ida adalah mahasiswa fakultas sastra angkatan pertama menjadi presiden PMUI yang pertama juga. Dia menunjukan bahwa perempuan juga bisa aktif dan membentuk organisasi serta menjadi penggagas untuk kehidupan mahasiswa yang lebih baik. Ida menjabat presiden PMUI sekitar 4 bulan sebelum ia hilang.
3. Kritikus Sastra dan Esais Cerdas
Ida dikenal sebagai kritikus dan esais muda yang cerdas. Andaikan masih hidup, kiprahnya mungkin luar biasa. Dia juga pernah dipuji oleh profesor sastra Belanda sebagai penulis esai paling berbakat. Bayangkan dengan umur yang masih muda, kata “paling” sudah melekat padanya. Tulisannya yang kritis dan tajam membuat Belanda gerah dan panas.
4. Redaktur “Gelanggang” Majalah Siasat
Gelanggang didirikan oleh Chairil Anwar, Hank Ngantung, Baharudin, dan Asrul Sani. Bersama dengan mereka, Ida mengurus Gelanggang majalah Siasat. Gelanggang ialah ruang berkumpul untuk pertemuan kebudayaan dalam berita sepekan Siasat. Dia menjadi redaktur Gelanggang majalah Siasat, yang terbit sepekan sekali. Juga, mengasuh rubrik Gelanggang yang berisi tulisan angkatan 45 yang mempunyai ciri khas berani, berapi-api, dengan jiwa nasionalisme yang menyala.
5. Hilang dalam Perjalanan Jakarta ke Bogor
Setelah 4 bulan menjadi presiden PMUI, Ida hilang dalam perjalanan antara Jakarta ke Bogor. Ia hilang tanpa jejak, kehilangannya masih menjadi sebuah misteri. Orang-orang menduga dengan kuat bahwa Ida telah diculik dan dibunuh oleh intelijen Belanda di tahun 1948. Tetapi belum ada yang bisa memastikan atau memberi klarifikasi tentang hal itu.
Reporter : Millenia Safitri
Editor : Herlianto. A