MALANG, Tugumalang.id – Universitas Islam Malang (Unisma) menyelenggarakan Sarasehan Pendidikan Berbasis Budaya pada Senin (28/8/2023). Kegiatan ini turut menghadirkan sosok komedian sekaligus politikus, Tubagus Dedy Suwendi Gumelar.
Kegiatan sarasehan juga dikemas dengan sosialisasi jurnal internasional database e-journal proQuest central. Sebab itu, kegiatan ini dihadiri unsur pimpinan, dekanat hingga sivitas akademika Unisma.
Pria yang akrab dikenal sebagai Dedy Miing Gumelar ini memaparkan adanya keterkaitan budaya dengan pendidikan. Salah satunya, kata dia, karena pendidikan dan pengetahuan itu merupakan instrumen dari kebudyaan.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Publikasi, FEB UNISMA Gelar Workshop Hadirkan Pakar dari USM Malaysia
“Kalau boleh saya urai dari Prof Dr Koentjaraningrat, Bapak Antropolgi Indonesia, pertama bahasa, kedua pengetahuan, ketiga sosial organisasi, keempat teknologi sebagai syarat peradaban, kelima sistem ekonomi, keenam sistem religi, terakhir baru kesenian sebagai instrumen kebudayaan,” katanya.
Mantan anggota DPR tahun 2009 itu melanjutkan, budaya adalah hasil cipta rasa dan karya dalam bentuk yang bisa diraba, baik dalam sistem ekonomi, politik, religi maupun kesenian.
Maka, ia mendorong perguruan tinggi sebagai bagian dari instansi pendidikan untuk melahirkan anak-anak yang tidak hanya cerdas secara kognitif melainkan juga emosional. “Pendidikan dasar dimulai dari rumah, ibu berperan penting dalam mendidik kita mengenal banyak hal,” jelasnya.
Di samping itu, membangun paradigma bagi mahasiswa. Proses ini diharapkan tidak terbatas prodi, melainkan menggali wawasan sampai hinga di luar universitas.
Baca Juga: Dekan FEB Unisma Lepas Mahasiswa program Student Exchange ke Taiwan
“Sering undang praktisi untuk bisa sharing pada mahasiswa agar mereka bisa terbuka. Karena mahasiswa sekarang pola belajarnya seperti siswa SMA dulu. Kira harus yakin tidak ada negara yang maju dengan budaya yang rendah,” imbuhnya.
Maka, tambah Dedi, penting meluruskan paradigma dan cara pandang kita tentang makna kebudayaan.
“Yuk bangun kebudayaan baru, jadikan basis kebudayaan kita. Maka tepatlah Indonesia kalau mau maju lewat progam 2045 Indonesia Emas, karena Indonesi layak jadi negara super power dengan kekayaan kebudayaannya,” tukasnya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A