Tugumalang.id – “Saya jalani kehidupan ini mengalir saja,” ujar Dr. Sudi Dul Aji, Rektor Unikama atau Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, memulai dialognya dalam sesi Podcast Tugu Inspirasi di kantor Tugu Media Group belum lama ini.
Dalam obrolan eksklusif itu, Dr. Sudi Dul Aji berbagi cerita inspiratif tentang perjalanan hidup dan pandangannya terhadap pendidikan, kepemimpinan, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pembahasan mulai mengenai perluasan masjid hingga strategi pengembangan universitas. Dr. Sudi, sapaan akrabnya, menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam setiap aspek kehidupannya.
Baca Juga: Mahasiswa Unikama Pamerkan Berbagai Hasil Karya Inovatif dalam Gelar Proyek Kepemimpinan
Tahun 1990 menjadi awal Dr. Sudi mengabdi di Universitas PGRI Kanjuruhan Malang sebagai seorang dosen. Sejak itu, dia menjalani berbagai posisi kepemimpinan di Unikama mulai dari sebagai Kaprodi, Dekan, hingga Wakil Rektor.
“Sebenarnya kebayang (menjadi Rektor) tidak. Saya hanya ingin mengabdi saja kepada Universitas PGRI Kanjuruhan Malang. Sebagai dosen saja sudah cukup baik, tetapi kalau kemudian dipercaya untuk memimpin, saya kira juga tinggal bagaimana kita mengelola supaya Universitas PGRI Kanjuruhan Malang menjadi lebih baik,” terangnya.
Kolaborasi dan Komunikasi Kunci Utama
Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan komunikasi dalam mencapai kesuksesan. Prinsipnya ketika menempati posisi pimpinan bagaimana di bawah kepemimpinannya, kepentingan-kepentingan anggota, baik dosen maupun mahasiswa, terakomodasi dengan baik.
Baca Juga: Rektor Unikama: Mahasiswa Harus Bisa Gali Potensi Desa
Dalam memimpin universitas, Dr. Sudi berfokus pada peningkatan kualitas dosen dan kesejahteraan karyawan, serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan jumlah mahasiswa dan anggaran.
Dia mengaku, menghadapi tantangan persaingan dengan perguruan tinggi lainnya. Untuk itu, Dr. Sudi mengembangkan berbagai strategi untuk memastikan Universitas PGRI Kanjuruhan Malang tetap kompetitif.
Salah satunya adalah program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang memungkinkan konversi masa kerja menjadi kredit akademik, sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan pendidikan dalam waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih efisien. Kini, Unikama telah mengantongi persetujuan pelaksanaan RPL untuk 10 program studi.
“Bagaimana kemudian kita memberikan pelayanan yang baik, itulah yang harus kita lakukan. (Perguruan tinggi) negeri (maupun) swasta saat ini tidak ada bedanya. Tinggal bagaimana kemudian kita membekali mereka untuk bisa memiliki daya saing yang lebih tinggi,” jelasnya.
Unikama sendiri, menurutnya, membawa marwah sebagai sebuah universitas yang berangkat dari IKIP PGRI, sehingga sisi kependidikan dan unggah-ungguh adalah hal yang menonjol serta unggul dari universitas ini.
Dr. Sudi turut menyampaikan, kunci menjadi seorang pemimpin adalah mengedepankan kepentingan-kepentingan yang mengacu pada kemajuan bersama.
“Saya ingin membahagiakan orang lain. Saya ingin membantu mereka, sehingga dengan cara seperti itu ada kebahagiaan tersendiri di kami,” tukasnya.
Kisah Inspiratif Menjalani Kehidupan
Suatu hari, sepulang dari ibadah haji, Dr. Sudi dan keluarganya memutuskan untuk memperluas sebuah musala kecil menjadi masjid, sebagai bentuk wakaf dan pengabdian kepada masyarakat.
Keputusan ini melibatkan pengorbanan besar, termasuk menjual mobil pribadi dan mengalokasikan sebagian besar tabungan keluarga.
“Harta kita itu sebenarnya adalah semua titipan. Harta yang kita belanjakan di jalan Allah itulah harta kita sesungguhnya nanti,” katanya.
Meskipun secara manusiawi pernah mengalami perasaan eman ketika mengeluarkan dana pembangunan masjid, Dr. Sudi menjelaskan, kini perasaan yang tertinggal hanyalah kebahagiaan dan keberkahan ketika melihat masjid tersebut semakin ramai.
Dalam wawancara tersebut, Dr. Sudi Dul Aji juga menekankan pentingnya pendidikan sebagai warisan terbaik bagi anak-anak.
Ia dan istrinya, yang juga seorang pendidik, menekankan kepada anak-anak mereka bahwa mereka tidak akan menerima warisan berupa tanah atau rumah, melainkan pendidikan yang berkualitas.
“Kalau kita bekali pendidikan, sampai kapan pun tidak pernah habis. Tapi kalau kemudian kita beli rumah dan sebagainya, suatu saat dia bosan, dia ingin yang lebih, maka menjadi mubazir rumah yang kita berikan. Tapi kalau ilmu, saya kira tidak pernah mubazir,” paparnya.
Dalam mendidik putra-putrinya, Rektor Unikama ini menjelaskan bahwa ia membebaskan anak-anaknya memilih jalan pendidikan sesuai dengan keinginan mereka.
Kini, 3 dari 4 buah hatinya telah menyelesaikan pendidikan di universitas-universitas ternama dalam negeri maupun luar negeri, sementara anak bungsu tengah mengenyam pendidikan kedokteran di Unair Surabaya.
Dr. Sudi Dul Aji mengakhiri wawancara dengan pesan inspiratif bagi generasi muda. Ia menekankan pentingnya adaptasi, soft skill, dan tanggung jawab dalam menghadapi tantangan kehidupan.
“Saudara-saudara mahasiswa, orang-orang muda harusnya bisa lebih adaptif, ditunjukkan dengan kemampuan soft skill yang dimiliki. Kejujuran, disiplin, etika tanggung jawab, dan kebersamaan menjadi bagian penting di dalam kehidupan seseorang,” pesan Dr. Sudi Dul Aji.
Kisah Dr. Sudi Dul Aji adalah contoh nyata bagaimana kepemimpinan yang bijaksana dan pengabdian tanpa pamrih dapat membawa perubahan positif.
Dari memperluas masjid hingga memimpin universitas, setiap langkah yang diambil Dr. Sudi Dul Aji didasarkan pada nilai-nilai luhur dan komitmen terhadap pendidikan dan masyarakat.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Fitrothul Mukaromah (Magang)
Editor: Herlianto. A