MALANG, Tugumalang.id – Berawal dari makanan favorit saat masih kecil, kini justru menjadi ladang rezeki bagi Owner De Jenangs, Sam Lufi. Pria yang lebih senang disapa Lufi itu memang terinspirasi dari makanan favoritnya semasa kecil yakni jenang.
Dari makanan kesukaannya itu, tercetus ide untuk membuka usaha kuliner bernama De Jenangs. Lufi mencoba memadukan makanan tradisional, jenang yang biasanya terdiri dari jenang sumsum, mutiara, ketan hitam, sruntul, gula jawa, dan santan menjadi makanan kekinian yang disukai anak muda.
Mengawali usaha kuliner De Jenangs pada tahun 2019 lalu, Lufi memadukan jenang dengan susu dan es krim dengan kemasan kekinian. Tetapi Lufi tetap mempertahankan cita rasa otentik jenang meski dengan kemasan kekinian.
Baca Juga: Cerita Sugiyanto Ketua GP Ansor Kota Malang Terpilih Masa Khidmat 2024-2028, Anak Petani yang Ingin Majukan Organisasi
“Sebenarnya jenang ini, makanan kesukaanku pas kecil. Dulu bingung mau usaha apa dan kepikirannya ini (jenang) karena makanan kesukaanku dulu,” ungkapnya kepada Tugumalang.id saat ditemui di Kedai De Jenangs di Jalan Kakatua Utara No.38 Sukun, Kota Malang beberapa waktu lalu.

Sementara alasan mengapa ia memutuskan memadukan jenang dengan susu dan es krim. Lufi menuturkan kalau hanya menawarkan jenang saja sebagai makanan tradisional akan sulit bersaing dengan kuliner yang lebih kekinian.
Apalagi sudah banyak orang lain yang menjual jenang, Lufi menambahkan jika tidak ada inovasi tentu akan sulit diterima masyarakat terutama anak muda.
“Terus kenapa kok kalau jenang saja masih sulit karena memang bersaing sama yang lain. Jadi saya coba padukan dibuat kekinian, dipadukan sama susu sama es krim. Kalau tradisional saja terlalu banyak juga kan dan kalau di jalan-jalan juga sudah banyak,” terang Lufi.
Ia pun memulai merintis De Jenangs pada tahun 2019 dengan menyewa sebuah kedai di dekat Rumah Sakit Tentara (RST) dr. Soepraoen Kota Malang.
Meski secara perhitungan mudah dijangkau karena dekat dengan jalan raya yang merupakan salah satu jalan protokol penting di Kota Malang.
Tetapi nama De Jenangs tidak langsung begitu dikenal oleh masyarakat. Lufi pun berjuang keras mempertahankan eksistensi usahanya tersebut.
Namun, ujian dihadapi Lufi saat Pandemi Covid-19 melanda di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Situasi Pandemi membuat De Jenangs harus tutup selama 2 tahun.
Rasa cinta dan juga karena jiwa kewirausahaan yang dimilikinya, Lufi kembali membuka De Jenangs yang sebelumnya berada di pinggir jalan. Ia pindahkan ke rumahnya dan menjadi Kedai De Jenangs sampai saat ini.
“Buka sejak Maret 2019 dan saat Corona (Covid 19) libur dua tahun dan baru buka lagi. Dulu di pinggir jalan dekat RST Soepraoen terus ke sini,” ucap Lufi.
“Di sini kebetulan rumah sendiri, dulu pas tempatnya di pinggir jalan kurang bagus dan kurang strategis,” imbuhnya.
De Jenangs menawarkan sensasi menikmati kuliner tradisional melalui menu andalan De Jenangs Jowo dan De Jenangs Londho dengan aneka topping pilihan. Harga yang dipatok Lufi cukup terjangkau yakni mulai dari Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu tergantung varian topping yang dipilih.
Lufi juga mengungkapkan bagaimana cara dia menjaga kepuasan pelanggan De Jenangs. Dimana ia menggunakan bahan premium sehingga tidak hanya menawarkan cita rasa jenang tradisional yang otentik tetapi juga enak.
“Keunggulannya kita terutama bahannya premium. Kalau yang lain mungkin masaknya cuma sama santan aja kalau saya menggunakan bahan yang lengkap dari bahannya. Gula merahnya pun kalau banyak pakai yang murah, kita pakai yang kualitasnya bagus,” bebernya.
Seperti halnya peribahasa semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang menerjang. Usaha Lufi dalam menjaga eksistensi De Jenangs juga beberapa kali menghadapi permasalahan.
Ia menghadapi masalah dengan teman bisnisnya hingga sempat terguncang saat situasi Pandemi Covid-19.
Tetapi Lufi tetap memilih teguh dan konsisten menjaga De Jenangs agar terus eksis sampai sekarang dan menjadi ladang rezeki baginya.
Dari setiap masalah yang dihadapinya, Lufi memilih untuk bersabar dan yakin bahwa setiap masalah pasti akan ada jalan keluarnya.
“Setiap usaha pasti ada dukanya, ya sama teman dan juga selain Pandemi. Ada masalah-masalah yang bikin usaha turun. Mengikuti alur saja, bahwa setiap masalah disabari saja karena pasti ada jalan keluar dan gantinya,” tandas Lufi.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A