Tentunya di era sekarang, lanjut dia, perjuangan mereka menjadi tugas perempuan masa kini. Salah satu caranya adalah perempuan harus berdaya. Dengan begitu, Indonesia bisa maju.
”Perempuan harus tangguh terlebih di masa sulit seperti ini, di masa pandemi. Perempuan harus berani dan inovatif, serta berani menjadi agen perubahan,” kata dia.
Menteri Bintang menegaskan peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan di Indonesia adalah hari untuk perempuan-perempuan di Indonesia.
”Semoga hal ini menjadi pendorong bagi kita semua, serta pemangku kepentingan dan masyarakat luas bahwa perempuan punya eksistensi yang tinggi dalam pembangunan di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, peringatan Hari Ibu ke-93 digelar di Ndalem Joyodipuran yang sekarang menjadi Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Yogyakarta bukan tanpa alasan. Di tempat inilah, Kongres Perempuan Pertama pada 1928 dimulai.
Bintang menambahkan, dalam rangkaian acara Peringatan Hari Ibu tahun ini, pihaknya mengunjungi lapas perempuan dan anak, juga melakukan pendampingan kepada perempuan dan anak yatim piatu yang kehilangan orang tua akibat COVID-19.
Pada Peringatan Hari Ibu tahun ini digelar berbagai kegiatan, antara lain seminar, talkshow, webinar yang mengangkat sisi pemaknaan kembali Hari Ibu yang disesuaikan dengan dinamika perempuan saat ini, melibatkan lembaga terkait, partisipasi mandiri dari masyarakat.
Selain itu juga ada kunjungan lapangan, salah satunya roadshow mengunjungi pejuang perempuan sebagai bentuk penghargaan pejuang perempuan di masa lalu. Namun bicara pahlawan tidak hanya masa lalu, juga ada perempuan masa kini terutama Perempuan tangguh di masa pandemi.
Perempuan-perempuan tangguh itu seperti itu seperti kelompok perajin perempuan lansia tangguh yang diharapkan menopang sisi pemulihan ekonomi Indonesia.
“Dalam upaya mengangkat produk unggulan perempuan UMKM, kami gelar pasar virtual. Ibu
Menteri bahkan menjual produk UMKM perempuan ini dan animo masyarakat tinggi,” paparnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: jatmiko