Tugumalang.id – Wisatawan kini dapat memiliki alternatif berwisata baru, menikmati arsitektur bersejarah di Kampoeng Heritage Kayutangan Kota Malang. Baru-baru ini, dosen dari Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) Malang membangun aplikasi bernama ARchive.
Aplikasi ARchive merupakan aplikasi pramu wisata penjelajahan arsitektur bersejarah di Kampung Heritage Kayutangan. Aplikasi ini memanfaatkan teknkologi Augmented Reality (AR) dengan konsep Story Telling Learning.
Keberadaan aplikasi ini diketahui dalam Forum Group Discussion membahas simulasi prototipe aplikasi berbasis mobile app ini di Auditorium Prof Ir Suryono FT UB, Rabu (11/22/2024). Turut hadir dari Pemkot Malang, pegiat cagar budaya dan teknologi terkait.
Penelitian terapan aplikasi ARchive ini dibuat Dr Eng Ir Herry Santosa, Dosen Arsitektur dan juga Wakil Dekan di FT UB berkolaborasi dengan Fakultas Vokasi dan Ilmu Komputer serta PT Wolftagon Future Innovation selaku mitra ahli aplikasi.
Baca Juga: Dishub Kota Malang Upayakan Hadirkan Lahan Parkir untuk Kayutangan Heritage
Herry menjelaskan, aplikasi berbasis AR ini dibuat untuk menjaga kelestarian aset cagar budaya di Kampung Heritage Kayutangan. Tentu, salah satunya adalah dengan memperkaya wawasan wisatawan terhadap aset cagar budaya tersebut.
Menariknya, dalam aplikasi ini dibuat avatar yang menceritan secara runut terkait kisah-kisah di balik bangunan cagar budaya tersebut, termasuk menbahas soal detail arsitektur dan ornamen bangunan bersejarah.
”Jadi, avatar ini konsepnya story telling learning, jadi ketika pengguna masuk di aplikasi ini, mereka akan mendengar kisah bangunan bersejarah itu lewat story telling dari avatar ini,” terang Herry.
Aplikasi ini, kata Herry juga terintegrasi dengan website yang dapat membantu minat wisatawan dalam mencari tahu tentang bangunan bersejarah. Tidak hanya nama, tapi juga aspek cerita di balik kelegendarisan bangunan tersebut.
”Informasi cerita ini kita gali dari wawancara langsung dengan pemilik rumah atau bangunan cagar budaya tersebut,” jelasnya.
Baca Juga: Tempat Kuliner di Kayutangan Heritage yang Wajib Dikunjungi, Mulai Kedai Kopi hingga Mie Ala Vietnam
Saat ini, lanjut Herry, aplikasi tersebut sudah dalam proses testing. Melalui FGD, diharapkan manfaat aplikasi ini bisa semakin kompleks. Salah satu usulan dalam FGD tersebut itu untuk memperkaya materi obyek cagar budaya lainnya.
”Harapannya dari aplikasi ini wisatawan mendapat gambaran Kayutangan secara menyeluruh. Saat ini di aplikasi ARchive masih terbatas 10 obyek cagar budaya saja,” tuturnya.
Herry menjelaskan jika roadmap pengembangan aplikasi ini sudah dimulai sejak 2018. Ditargetkan pada 2025 nanti, aplikasi ini sudah bisa beroperasi dan diunduh secara bebas di Google Play Store.
”Dalam waktu 1-2 bulan ke depan, kami akan segera register ke google play store, juga lalu merampungkan sistem coin agar bisa digunakan dalam manajemen Pokdarwis setempat sehingga bisa turut memberikan keuntungan ekonomis bagi warga setempat,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Redaktur: jatmiko