Tugumalang.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mulai menyusun Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Kota Batu lima tahunan. Upaya mitigasi ini sangat penting guna meminimalisir dampak bencana yang potensinya masih tinggi.
Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan bahwa penyusunan RPB ini nantinya akan menyesuaikan dengan RPB sebelumnya yang dikeluarkan oleh BNPB, yakni Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) 2020-2024.
Kata dia, RPB ini disusun setelah melihat potensi bencana yang tinggi. Belum lagi potensi akibat bencana hidrometeorologi. RPB ini nanti juga sinergis dengan rencana skala nasional maupun kabupaten/kota lain.
Agung menjelaskan bahwa manajemen kebencanaan diperlukan mengingat dampaknya yang terjadi memerlukan biaya cukup besar. Contohnya pemulihan infrastruktur jalan, bangunan gedung, dan rumah.
”Ini karena beban tugas BPBD juga bertambah karena dilibatkan untuk menangani bencana non-alam,” jelas Agung, pada Kamis (27/1/2022).
Bertambahnya beban kerja ini, kata dia, membuat kebutuhan belanja tak terduga (BTT) ikut bertambah. Pada tahun 2019, tercatat kebutuhan penanganan bencana melalui BTT mencapai Rp 1,3 miliar untuk penanganan kebakaran hutan dan angin kencang.
Lalu pada tahun 2020 meningkat sekitar Rp 2 miliar dan dipakai untuk penanganan pandemi COVID-19. Nanti pada tahun 2021 BTT dialokasikan sekitar Rp 10 miliar lebih tinggi dari sebelumnya.
Lebih lanjut, imbuh dia, nantinya RPB masih akan difokuskan menangani dampak akibat pandemi COVID-19 yang masih belum berlalu. Meski begitu, untuk bencana alam, non-alam, dan sosial masih jadi proyeksi.
Agung berharap kerja sama intensif antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bisa meningkatkan kualitas manajemen bencana maupun membantu efisiensi anggaran.
”Nantinya, manajemen ini tidak hanya ada pada penyelenggaraan penanganan dan pasca bencana saja, melainkan juga pra bencana dan saat tanggap darurat juga,” tandasnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti