MALANG – Enam hari berlalu sejak bencana banjir dan longsor melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Malang pada Senin (17/1/2022). Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mencatat setidaknya 2.964 kepala keluarga (KK) di 51 desa terdampak bencana ini.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Warga yang mengungsi pun jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga tidak diperlukan pengungsian terpadu.
Kepada Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan warga yang mengungsi memilih untuk bertempat di rumah saudara atau tetangga.
“Para pengungsi bertempat di rumah saudara atau tetangga yang tidak terdampak,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (22/10/2022).
Ia menambahkan bahwa proses pendataan dan penanganan masih berlangsung. Begitu pula dengan pendistribusian logistik dan bantuan sembako.

Selain itu penanganan terhadap warga terdampak, upaya pembersihan material akibat banjir dan longsor juga masih dilakukan. Hingga saat ini, setidaknya jalur-jalur yang sempat tertutup longsor sudah dikondisikan.
“Semua jalur yang tertutup longsor sudah terkondisikan dan dalam proses penanganan,” kata Sadono.
Meski demikian, terdapat setidaknya 13 jalur yang rusak dan lima jembatan putus yang membuat akses ke beberapa wilayah tertutup.
Misalnya saja di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang terdapat lima titik jalan yang rusak. Kemudian di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang terdapat empat titik jalan yang rusak.
Kemudian jembatan-jembatan yang putus tercatat berada di Desa Argoyuwono dan Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading, Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, dan Desa Arjosari, Kecamatan Kalipare.
“Penanganan jembatan sementara dilakukan di Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan dengan membangun jembatan darurat,” kata Sadono.
Di samping itu, beberapa fasilitas umum seperti tempat ibadah dan sekolah juga mengalami kerusakan.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko