Tugumalang.id – Fakta mencengangkan terungkap dari peristiwa pencurian arca peninggalan penting masa lalu di Candi Ganter Kabupaten Malang. Pasalnya, pencurian arca Batara Siwa itu bukan pertama kali terjadi.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa Tulungrejo, Muliadi, bahwa pencurian arca itu sudah terbilang ketiga kalinya. Pencurian itu kata dia sudah pernah terjadi pada 1990-an dan 2000-an.
“Hanya saja, arca itu pasti dikembalikan lagi oleh pelakunya ke tempat semula. Gak tahu karena faktor apa. Pencurian kemarin itu sudah ketiga kalinya,” kata Muliadi, Rabu (22/2/2023).
Bahkan Muliadi pernah mendengar nasib pencuri arca pada 1990-an itu berakhir tragis. Konon, pencuri itu meninggal tenggelam di Bendungan Selorejo.

“Cerita pastinya saya tidak tahu persis, yang jelas dia tenggelam di bendungan. Katanya, arca itu dia curi untuk hiasan kolam,” ungkapnya.
Bukan Arca Batara Wisnu, Tapi Batara Siwa
Lebih lanjut, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur mengklarifikasi bahwa arca yang hilang dicuri itu bukan arca Batara Wisnu atau Batara Guru. Melainkan arca batara Siwa Mahadewa. Arca yang dimaksud itu pernah didata pada 1997 dan terakhir 2017.
“Arca itu kami registrasi karena merupakan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB),” terang Arkeolog BPCB Jatim, Muhammad Ikhwan.
Pihaknya meyakini bahwa bentuk daripada arca itu lebih diyakini sebagai Batara Siwa. Ukiran paling mencolok bisa diketahui dari bagian camara dan trisula.

“Dari situ kami simpulkan arca itu ada terdapat aspek kesiwaan. Tapi dari warga sendiri memang mengenal arca itu sebagai Batara Wisnu maupun Batara Guru,” timpalnya.
Diberitakan sebelumnya, polisi telah melakukan olah TKP untuk memburu pelakunya pada Selasa (21/2/2023). Dua orang saksi juga telah diperiksa. Diperkirakan, aksi pencurian itu dilakukan pada sekitar pukul 03.00 WIB dini hari,
Berdasarkan penuturan saksi, pelaku menggunakan kendaraan roda empat. Saksi mengaku mendengar suara mobil melintas dari arah candi sekitar pukul 03.00 WIB. Namun warga tidak mengira mobil itu telah mengambil barang arkeologis tersebut.
“Sudah kami lakukan olah TKP dam saat ini masih dalam upaya pengejaran. Kami juga sudah periksa dua orang saksi. Mohon doanya,” kata Yussi dihubungi, Selasa (21/2/2023).
Sejumlah saksi juga menuturkan jika di lokasi juga diketahui ada tapak manusia dan juga bekas geretan. Dimungkinkan proses pengambilan dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Sejumlah warga dan pemerhati sejarah mengaku menyayangkan atas tindakan tersebut. Pasalnya, di lokasi itu juga dirawat dan dilestarikan oleh warga sekitar.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A