Malang, tugumalang.id-Di tengah tuntutan kehidupan modern yang semakin kompleks, istilah burnout atau kelelahan emosional semakin sering terdengar. Burnout bukan sekadar rasa lelah biasa, melainkan kondisi serius yang mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang.
Kondisi ini kerap kali diabaikan hingga mencapai titik yang mengganggu produktivitas dan kesejahteraan hidup secara keseluruhan. Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu burnout, mengenali gejala-gejalanya, dan memberikan panduan praktis untuk mengatasinya.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang burnout, diharapkan setiap individu dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup.
Gejala utama yang kerap terjadi saat seseorang mengalami burnout adalah selalu merasa lelah dan stres saat melakukan aktivitas sehari-hari. Adapun sejumlah gejala umum dari burnout adalah sebagai berikut.
1. Kehilangan Semangat dan Minat untuk Melakukan Aktivitas
Salah satu gejala utama burnout yang sering dialami adalah hilangnya semangat dan minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, baik dalam konteks pekerjaan maupun kehidupan pribadi. Gejala ini bisa muncul secara bertahap dan sering kali tidak langsung disadari oleh penderitanya.
2. Kelelahan Berkelanjutan
Kelelahan berkelanjutan adalah salah satu gejala utama burnout yang sangat mempengaruhi keseharian seseorang. Gejala ini bukan hanya sekadar rasa lelah fisik, melainkan juga mencakup kelelahan emosional dan mental yang mendalam. Kondisi ini dapat membuat seseorang merasa sulit untuk berkonsentrasi, merasa tidak kompeten, tertekan, dan terbebani hingga akhirnya menimbulkan rasa benci terhadap pekerjaan yang digeluti. Hal tersebut juga turut menyebabkan performa kerja seseorang menjadi menurun dan kurang memuaskan.
Baca Juga: 5 Tips Cegah Burnout Agar Hidup Lebih Semangat
3. Merasa Tidak Berharga
Merasa tidak berharga adalah salah satu gejala signifikan dari burnout yang dapat sangat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional seseorang. Gejala ini sering kali disertai dengan perasaan rendah diri dan hilangnya kepercayaan diri. Hal ini kerap terjadi karena adanya penurunan kinerja dan produktivitas yang menyebabkan pencapaian pun ikut menurun.
4. Mudah Marah
Salah satu gejala yang sering muncul pada penderita burnout adalah mudah marah atau meningkatnya iritabilitas. Gejala ini tidak hanya berdampak pada individu itu sendiri, tetapi juga pada hubungan interpersonal dan lingkungan kerja mereka. Orang yang sedang mengalami burnout cenderung mudah marah dan tersinggung, terutama jika semuanya tidak bisa berjalan sesuai dengan rencana dan ekspektasi. Selain itu, kondisi ini juga kerap terjadi karena adanya pekerjaan yang terus bertambah dan menumpuk, sehingga pekerjaan tidak selesai dan berujung pada penurunan performa kerja. Hal ini pun dapatmembuat seseorang menjadi lebih sensitif.
5. Menutup Diri dari Lingkungan Sosial
Salah satu gejala burnout yang signifikan adalah kecenderungan untuk menutup diri dari lingkungan sosial. Gejala ini dapat berdampak buruk pada kehidupan sosial dan emosional seseorang, serta memperburuk kondisi burnout itu sendiri. Perasaan stres dan frustrasi yang dialami oleh penderita burnout dapat membuatnya bersikap sinis terhadap orang-orang di lingkungan sekitar pekerjaannya. Selain itu, mereka juga kerap menganggap aktivitas sehari-harinya merupakan beban hidup sehingga membuatnya merasa enggan untuk bersosialisasi, baik dengan rekan kerja, teman, maupun anggota keluarga.
6. Mudah Sakit
Salah satu gejala fisik yang sering dialami oleh penderita burnout adalah mudah sakit. Kondisi ini menunjukkan bagaimana burnout dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat seseorang lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Apabila terjadi dalam jangka waktu panjang, burnout berisiko menurunkan sistem imun tubuh. Kondisi ini membuat seseorang rentan untuk terkena berbagai penyakit, seperti flu, sakit perut, badan pegal-pegal, dan lain sebagainya. Selain itu, burnout berkepanjangan juga bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan tidur, seperti insomnia. Bahkan, kondisi ini pun berisiko memicu terjadinya berbagai masalah kesehatan mental, seperti gangguan cemas hingga depresi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, burnout adalah kondisi yang berisiko memengaruhi kesehatan mental seseorang. Karena itu, penting untuk segera mengatasi burnout dengan tepat guna menghindari risiko gangguan kesehatan mental. Adapun sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi burnout adalah sebagai berikut.
1. Menjaga Keseimbangan Hidup
Menjaga keseimbangan hidup merupakan salah satu cara utama untuk mengatasi burnout. Keseimbangan ini melibatkan pengaturan yang baik antara pekerjaan, kehidupan pribadi (work-life balance), dan aktivitas sosial untuk memastikan kesehatan mental dan fisik yang optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi waktu untuk bersantai, bekerja, dan melakukan aktivitas sehari-hari lainnya. Misalnya, jika burnout disebabkan oleh pekerjaan, disarankan untuk beristirahat dengan mengambil cuti sesekali dan pergi berlibur untuk menjernihkan pikiran. Hal ini perlu dilakukan untukmengusir rasa lelah dan mengembalikan semangat serta motivasi kerja.
2. Mengevaluasi Setiap Kegiatan yang Dilakukan
Salah satu langkah kunci dalam mengatasi burnout adalah dengan secara sistematis mengevaluasi setiap kegiatan yang kamulakukan. Hal ini membantu kamumengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan stres dan kelelahan, serta memungkinkan kamu untuk membuat perubahan yang diperlukan untuk mengurangi tekanan yang kamu rasakan. elain itu, ada baiknya untuk bersikap realistis dan tidak menetapkan ekspektasi yang terlalu berlebihan guna meminimalkan rasa cemas dan stres berlebih. Jangan lupa juga untuk memberikan apresiasi terhadap diri sendiri saat memperoleh suatu pencapaian.
3. Berbagi Cerita dengan Orang Terdekat
Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi burnout adalah dengan berbagi cerita dan perasaanmu dengan orang terdekat. Berbicara tentang pengalaman dengan seseorang yang kamu percayai dapat memberikan dukungan emosional, pemahaman, dan perspektif baru yang dapat membantumu menghadapi tantangan dengan lebih baik. Cobalah untuk menceritakan apa yang Anda rasakan kepada kerabat atau orang-orang terdekat yang bisa dipercaya guna mendapatkan dukungan dalam memberikan semangat dan motivasi kepada diri sendiri. Selain itu, bercerita dengan orang yang tepat juga bisa membantu melepaskan emosi negatif serta meredakan stres yang kerap memicu munculnya burnout.
4. Menerapkan Gaya Hidup Sehat
Menerapkan gaya hidup sehat adalah salah satu langkah penting dalam mengatasi burnout. Fokus pada kesehatan fisik dan mental dapat membantu membangun ketahanan terhadap stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Menerapkan gaya hidup sehat tidak hanya membantu mengatasi burnout, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan fokus pada kesehatan fisik dan mental, dapat membangun ketahanan terhadap stres, meningkatkan energi, dan merasa lebih bahagia dan seimbang dalam kehidupan.
5. Menghubungi Psikolog atau Psikiater
Jika membutuhkan bantuan dari tenaga medis profesional untuk mengatasi burnout, cobalah untuk menghubungi psikolog atau psikiater guna mendapatkan penanganan yang tepat. Apabila diperlukan, psikolog atau psikiater dapat memberikan terapi psikologis (psikoterapi), seperti cognitive behavioral therapy (CBT) untuk membantu memodifikasi perilaku, pola pikir, dan emosi yang tidak sehat.
Dalam menanggapi tantangan burnout, penting bagi kita untuk mengetahui gejalanya dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan memahami tanda-tanda burnout kita dapat lebih waspada terhadap kesehatan mental kita sendiri serta orang-orang di sekitar kita. Jangan ragu untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk merawat kesehatan mental. Setiap langkah kecil menuju kesejahteraan adalah langkah yang berarti, dan dengan kesadaran dan dukungan yang tepat, kita dapat mengatasi burnout dan menjalani kehidupan yang lebih bahagia dan seimbang.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Alyaa Savina
editor: jatmiko