MALANG, Tugumalang.id – Pemimpin.id kembali menggelar acara Gelar Wicara dalam rangkaian LEAD THE FEST 2024 secara daring pada Sabtu (24/8/2024) kemarin. Kali ini Pemimpin.id mengajak anak muda Indonesia berdiskusi tentang kepemimpinan dengan tema Pemimpin Empatik: Kepemimpinan Empatik Untuk Keberlanjutan.
Dipandu oleh Managing Director Pemimpin.id, Zensa Rahman selaku moderator. Anak muda yang mengikuti Gelar Wicara mendapat wawasan baru seputar kepemimpinan, kepemimpinan empatik, dan peran anak muda dari Pembina Pemimpin.id dan CEO Ganara Art, Tita Djumaryo, Pengawas Pemimpin.id dan Founder CEO Maxima, Ivan Ahda, serta Vice President Research and Development of Paragon Corp, Pandu Putra.
Tema kepemimpinan empatik memang cukup menarik bagi anak muda sebagai pemimpin muda di masa depan untuk lebih peka terhadap kondisi yang ada disekitarnya. Sebagai seorang pemimpin, anak muda harus bisa melihat dan menerima sudut pandang orang lain dan tidak memaksakan hanya dari satu sudut pandang saja.
Baca Juga: Melalui Gelar Wicara, Pemimpin.id Ajak Anak Muda Indonesia Bicara Tentang Tantangan dan Potensi Pendidikan Indonesia di Masa Depan
Tita Djumaryo menjelaskan bahwa kepemimpinan empati bagi anak muda adalah cara untuk melihat dan memahami orang lain dengan sudut pandang dan kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Empati dibutuhkan untuk dapat menemukan titik temu dari perbedaan pandangan dan kemudian dapat melakukan sebuah aksi atau tindak secara kolektif.
“Empati tujuan utamanya melihat dari berbagai sudut pandang dulu. Setelah itu kalau kita melihat, bisa memahami kondisi orang lain kita pasti akan lebih mengerti situasinya dan berusaha untuk bekerja sama dengan baik,” tutur Tita.
Sementara bagi Pandu Putra, empati dibutuhkan oleh setiap anak muda di dalam sebuah tim untuk memahami dan melihat perspektif yang berbeda-beda. Menurutnya ada tiga aspek dasar dalam empati yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin yang ingin melakukan perubahan di masa depan.
Ketiga aspek empati itu yakni empati kognitif, empati emosional, dan empati yang menekankan pada tindakan. Empati kognitif secara intelektual adalah cara untuk memahami sebuah situasi yang dihadapi secara logis dan rasional.
Pada aspek empati emosional, Pandu menjelaskan bagaimana seorang pemimpin bisa melibatkan diri dan merasakan apa yang sedang dirasakan oleh anggota timnya. Setelah memperhatikan aspek kognitif dan emosional, untuk dapat mendorong perubahan dalam tim perlu memiliki empati tindakan dengan melakukan aksi nyata sebagai solusi dari situasi dan perubahan yang akan dilakukan oleh tim.
Baca Juga: Dibawah Kepemimpinan Wahyu Hidayat, Angka Kemiskinan Kota Malang Terendah di 10 Tahun Terakhir
“Dalam konteks kepemimpinan, ini clear banget. Kita harus benar-benar memahami apa yang terjadi di dalam tim kita secara rasional dan juga logika. Kemudian melibatkan emosional untuk merasakan apa yang sedang dialami oleh masing-masing anggota tim dan tindakan apa yang akan diambil ketika tim dalam menghadapi situasi dan kondisi yang sedang terjadi,” jelasnya.
Hampir sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh kedua narasumber lainnya. Ivan Ahda menyebut dalam aktivitas kepemimpinan pasti melibatkan empati. Ia berpendapat bahwa empati adalah dasar dari transformasi atau perubahan yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk lebih baik di masa depan.
Untuk itu Ivan menilai anak muda yang kelak akan menjadi seorang pemimpin perlu mengasah rasa empati dan juga memahami tentang kepemimpinan empatik.
“Seorang pemimpin sudah pasti melibatkan empati. Dasar transformasi adalah empati, ini yang seringkali salah kaprah dan tidak dipahami oleh teman-teman yang ingin membawa perubahan di organisasi, bisnis, maupun masyarakat karena tujuannya memang itu” ujar Ivan.
“Memang perubahan dilakukan secara mekanistik dan prosedural tetapi tetap dibutuhkan empati. Kenapa perlu empati dalam kepemimpinan? Karena kita butuh membangun kepercayaan untuk lebih maju dan mengkoneksikan diri ke masing-masing anggota tim melalui pendekatan nilai dan norma perilaku,” lanjutnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Keyword: Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko