MALANG, Tugumalang.id – Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah menegaskan pentingnya peran golongan nasionalis dan golongan Islam dalam menjaga persatuan Indonesia. Di saat Indonesia nyaris terpecah belah di awal kemerdekaannya, kedua golongan ini mampu mempertahankan persatuan bangsa hingga saat ini.
Pada 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menghapus tujuh kata dari Piagam Jakarta yang awalnya akan dijadikan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Kata-kata tersebut adalah “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” yang ada di sila pertama Pancasila.
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 ini dirancang oleh Panitia Sembilan yang terdiri dari golongan nasionalis dan golongan Islam. Golongan nasional dalam panitia ini adalah Soekarno, Mohammad Hatta, AA Maramis, Muhammad Yamin, dan Ahmad Soebardjo. Sementara golongan Islam yang tergabung dalam panitia ini adalah Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakkar, H Agus Salim, dan Kh Abdul Wahid Hasyim.
Baca Juga: Mengenal Pandangan Politik Internasional Ahmad Basarah
Tujuh kata yang disebutkan di atas mengundang rasa keberatan dari tokoh-tokoh pendiri bangsa dari Indonesia Timur yang mayoritas bukan beragama Islam. Mereka keberatan karena masyarakat yang tidak beragama Islam tidak masuk dalam konstitusi.
“Baru satu hari diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta, Indonesia terancam pecah. Pada waktu itu ada satu konsep dalam rumusan Pancasila yang membuat saudara-saudara kita yang bukan beragama Islam keberatan,” ujar Basarah saat mengisi acara Tabrak Prof di Aula Bonderland, Desa Genengan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada Rabu (7/2/2024) lalu.
Namun, tak butuh waktu lama bagi golongan nasionalis dan golongan Islam untuk mendorong penghapusan tujuh kata yang dipermasalahkan. Mereka kemudian sepakat bahwa frasa dalam sila pertama Pancasila kembali ke konsep awal yang disusun oleh Soekarno, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.
Baca Juga: Peringati Isra Miraj, Ahmad Basarah Teladani Tuntunan Rasulullah SAW dalam Aspek Kepemimpinan
“Akhirnya pada saat itu golongan nasionalis dan golongan Islam bersepakat mendirikan Indonesia sebagai negara Pancasila, negara yang kita diami dan kemerdekaannya (terjaga) hingga 78 tahun ini,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Basarah juga mengatakan bahwa capres Ganjar Pranowo dan cawapres Mahfud MD adalah pasangan yang ideal. Ini disebabkan keduanya merepresentasikan golongan nasionalis dan golongan Islam.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko