Tugumalang.id – Anggota DPRD Kota Malang, Agoes Marhenta, yang kini kembali maju sebagai Caleg Dapil Kedungkandang dari PDI Perjuangan menyuarakan solusi atas permasalahan yang ada di Kota Malang. Mulai masalah kemiskinan ekstrem, angka kemiskinan, banjir hingga pendidikan.
Agoes menyampaikan bahwa Kota Malang memiliki PR untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan ekstrem. Meski jumlah keluarga yang tercatat dalam kategori miskin esktrem tak banyak, namun hal ini harus segera diselesaikan.
Kemiskinan ekstrem menurutnya bisa berdampak pada citra Kota Malang. Kemiskinan ekstrem, kata Agoes, menjadi pukulan telak bagi Pemerintah Kota Malang karena Kota Malang sudah masuk klasifikasi sebagai kota metropolitan yang PAD dan APBD-nya tinggi.
Baca Juga: Mahfud MD Jadi Cawapres, PDIP Optimistis Raup 65 Persen Suara di Jatim
“Keluarga yang masuk dalam klasifikasi kemiskinan ektrem perlu diintervensi pemerintah melalui subsidi senilai UMK Kota Malang,” kata Agoes.
APBD Kota Malang menurutnya sangat memungkinkan dialokasikan untuk menyubsidi pendapatan keluarga klasifikasi kemiskinan ekstrem itu. Sebab jumlah keluarga yang tercatat klasifikasi kemiskinan ekstrem Kota Malang hanya 5 KK.

Data itu juga sempat disoroti Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat berkunjung ke Kota Malang beberapa waktu lalu.
“Jika Kota Malang bisa menyelesaikan masalah kemiskinan ekstrem maka Kota Malang akan menjadi percontohan, akan banyak pemda yang studi banding yang dampak positifnya akan menyebar di berbagai sektor,” ucapnya.
Baca Juga: Diiringi Atraksi Seni Bantengan, DPC PDIP Kota Batu Daftarkan 30 Bacaleg ke KPU
Selain kemiskinan ekstrem, Kota Malang juga masih punya permasalahan soal angka kemiskinan. Agoes mengatakan bahwa angka kemiskinan Kota Malang masih cukup tinggi.
Untuk itu, dia bertekad untuk fokus dalam penekanan angka kemiskinan di Kota Malang jika ke depan dirinya terpilih kembali dalam Pileg 2024 mendatang. Solusi tepat menekan angka kemiskinan menurutnya adalah dengan memetakan keluarga yang masuk di bawah garis kemiskinan.
“Jika sudah terdata, maka para istri atau anak yang memungkinkan, bisa diberikan wadah untuk membantu menambah penghasilan keluarga. Pemerintah harus menyiapkan itu melalui program program kursus atau pelatihan kerja,” tuturnya.
“Kalau angka kemiskinan tak segera ditangani maka masalah ini akan menjadi masalah kemiskinan turun temurun,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Agoes juga menyuarakan solusi permasalahan banjir di Kota Malang yang tak kunjung terselesaikan. Menurutnya, Kota Malang tak selayaknya terjadi banjir karena lokasinya berada di dataran tinggi yakni 440 mdpl.
Di wilayah Kedungkandang, banjir ekstrem kerap terjadi di daerah Perumnas Sawojajar. Banjir di daerah itu menurutnya tak pernah tertangani meski Kota Malang sudah berganti ganti pemimpin.
“Banjir di Sawojajar harus ditangani dengan serius dan menjadi pilot project. Caranya, dibuatkan biopori, dibuatkan sumur resapan, sudetan dan jalan paving jangan diaspal,” bebernya.
Kemudian politisi PDI Perjuangan itu juga menyoroti permasalahan pendidikan di Kota Malang. Dikatakan, anak-anak di wilayah Kedungkandang banyak yang putus sekolah setelah lulus SD atau setelah lulus SMP.
“Maka Pemerintah Kota Malang harus benar-benar mencanangkan wajib belajar 12 tahun baik di daerah kota maupun pinggiran. Ini wajib direalisasikan, kan Kota Malang ini kota pendidikan,” ujarnya.
Pendidikan menurutnya harus benar-benar bisa menjangkau seluruh anak di Kota Malang tanpa memandang bulu. Jika anak-anak di Kota Malang memiliki ijazah minimal SMA/SMK maka prospek karier pekerjaan generasi Kota Malang bisa lebih baik.
Keempat permasalahan di Kota Malang mulai kemiskinan ektrem, angka kemiskinan, banjir hingga pendidikan itu telah menjadi program unggulan Agoes Marhenta sebagai Caleg DPRD Kota Malang Dapil Kedungkandang di Pileg 2024 mendatang.
Diketahui, Agoes Marhenta yang saat ini duduk di kursi DPRD Kota Malang itu memiliki rekam jejak yang baik dan memiliki peran dalam pembangunan Kota Malang. Salah satunya yakni pembangunan kawasan Kayutangan Heritage.
Saat berada di Komisi C DPRD Kota Malang, Agoes menjadi salah satu tokoh yang mendorong penuntasan pembangunan kawasan Kayutangan Heritage. Dia memberikan gagasan pembangunan Kayutangan zona 3.
Saat itu, pembangunan kawasan Kayutangan Heritage zona 1 dan zona 2 bisa direalisasikan setelah mendapatkan gelontoran dana dari APBN sebesar Rp 23 milyar. Tantangannya, Kota Malang saat itu harus melanjutkan pembangunan di zona 3 melalui APBD Kota Malang dengan angka sekitar Rp 6 milyar.
Agoes yang juga merupakan mantan Konsultan KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) itu mendorong Pemkot Malang untuk merealisasikan lanjutan pembangunan Kayutangan di zona 3 itu. Kini, kawasan Kayutangan saat ini menjelma menjadi wisata baru di jantung kota bahkan menjadi icon baru di Kota Malang.
“Alhamdulillah Kayutangan saat ini telah berperan menaikkan PAD Kota Malang, karena menjadi destinasi dan ikon baru di Kota Malang. Memang Kota Malang tak punya tempat wisata, jadi ini cukup potensial untuk menyedot wisatawan dari penjuru tanah air,” kata Agoes yang saat ini berada di Komisi B DPRD Kota Malang.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A