MALANG, Tugumalang – Proses ekshumasi dan autopsi terhadap dua korban Tragedi Kanjuruhan telah dilakukan. Ayah dari kedua korban, Devi Athok (48) mengatakan ia akan menerima hasil autopsi selama itu transparan dan tidak dimanipulasi.
“Kalau hasilnya transparan, tidak dimanipulasi, dan jujur, tidak apa-apa (saya menerima). Tapi kalau hasilnya nggak jujur, biar azab Allah yang membalas para oknum yang membunuh para Aremania dan Aremanita,” kata Devi saat berada di lokasi kegiatan autopsi, Sabtu (5/11/2022).
Ia merasa perlu mendapat kepastian apa yang menyebabkan kematian kedua anaknya. Ia merasa kematian mereka bukan disebabkan oleh kurangnya oksigen atau terinjak-injak.
“Wajah mereka hitam, keluar darah dan busa (dari hidung dan mulut), celana mereka basah dan bau amis,” ujar Devi mendeskripsikan kondisi anak-anaknya yang meninggal di Stadion Kanjuruhan.
Ia juga mengatakan bahwa autopsi ini dilakukan agar korban-korban yang lain juga mendapat keadilan.
“Kasihan saudara-saudara kita. Nyawa 135 orang (melayang). Makanya saya bismillah, saya merelakan (anak saya) Natasya dan Naila untuk diautopsi. Agar terungkap semua pelaku-pelakunya dan mendapat hukuman berat,” ucap Devi.
Sebelum proses ekshumasi, Devi diminta oleh petugas untuk memberikan konfirmasi letak makam kedua anaknya. Sebelum proses autopsi dilakukan, Devi sempat histeris dan pingsan. Ia kemudian dibawa ke ambulans untuk ditenangkan.
“Saya tadi nggak kuat dan tidak boleh menyaksikan. Semua pihak (tidak boleh menyaksikan). Hanya tim dokter (yang boleh berada di tenda),” kata Devi.