MALANG, tugumalang.id – Bupati Malang Sanusi menargetkan wilayah Kabupaten Malang bebas dari stunting di akhir tahun 2023. Ia optimisme ini bisa tercapai karena di tahun 2022 angka stunting di Kabupaten Malang menurun pesat.
Data stunting di Kabupaten Malang pada Januari 2022 berada di angka 11 ribu balita, namun pada Agustus 2022, jumlah tersebut turun menjadi 6.600 balita.
“Dengan penanganan yang tepat, stunting ini bisa habis di akhir 2023. Saya akan berupaya dengan melibatkan semua pihak,” ujarnya, Rabu (7/9/2022).
Menurut Sanusi, balita stunting ternyata bisa kembali normal dengan penanganan dan pendampingan yang tepat.
“Ternyata bisa (kembali normal). Dari sekian kecamatan ini, banyak yang (angkanya) turun. Cuma memang harus ada perlakuan intensif terhadap balita-balita stunting itu dan dilakukan pendampingan,” kata Sanusi.
Saat ini terdapat 3 ribu pendamping dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten yang akan bertugas mendampingi balita yang masih mengalami stunting.
“Sehingga, setiap pendamping akan bertugas mendampingi sekitar dua balita untuk terapi dan pemenuhan gizi,” imbuh Sanusi.
Di samping itu, dalam rembuk stunting yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang pada Rabu (7/9/2022), akan dilakukan evaluasi penanganan stunting di masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Malang.
“Apa yang menyebabkan naik turunnya angka stunting ini akan dibahas di dalam rembuk. Sehingga menjadi evaluasi dalam penanganan stunting di Kabupaten Malang,” kata Sanusi.
Ia menyebut kecamatan yang berhasil menekan angka stunting adalah Kecamatan Bantur. Pada Januari 2022, di Kecamatan Bantur tercatat 250 balita mengalami stunting. Pada Agustus 2022, hanya terdapat tiga balita saja.
Untuk kecamatan yang angka stuntingnya bertambah, Sanusi menyebut Kecamatan Pujon. Pada Januari 2022 terdapat sekitar 800 balita stunting dan pada Agustus 2022 jumlahnya bertambah menjadi 1.060.
“Apa yang dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Bantur bisa menjadi contoh untuk diterapkan di kecamatan lain,” tutup Sanusi.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko