Malang, Tugumalang.id – Sebanyak 5 rumah warga mengalami kerusakan pasca-peristiwa kericuhan yang melibatkan sejumlah mahasiswa dan warga di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang pada Jumat (26/5/2023) petang. Setidaknya, kaca jendela 5 rumah warga itu pecah.
Kapolsek Lowokwaru, AKP Anton Widodo menjelaskan bahwa peristiwa itu bermula dari sejumlah mahasiswa yang bergurau dengan suara keras di rumah kos saat adzan maghrib. Warga sempat menegur namun tidak dihiraukan.
Warga yang menegur itu kemudian mengadu ke tetangga lain dan kembali menegur karena para mahasiswa itu masih bergurai dengan suara kencang. Namun menurut Anton, salah satu mahasiswa itu justru mengeluarkan senjata tajam.
“Jadi kata warga dia (mahasiawa) bawa senjata tajam. Akhirnya diambillah senjata tajam itu. Karena yang bawa sajam masih melawan, akhirnya diikat di dekat dekat situ,” ungkapnya, Sabtu (27/5/2023).
Anton menyampaikan bahwa berdasarkan keterangan mahasiswa, salah satu mahasiswa yang diikat itu sempat dipukuli warga.
“Setelah diikat, ini dipukuli katanya,” kata korban. Dia kemudian lari ke teman temannya. Akhirnya teman temannya nyari yang mengikat tadi siapa. Karena gak ketemu akhirnya merusak rumah warga itu,” bebernya.
Dia mengatakan bahwa setidaknya ada 5 rumah warga yang kaca jendelanya pecah akibat kerusuhan itu. Kini, pihaknya tengah melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut.
“Sementara ini kami lakukan proses penyelidikan dulu,” kata dia.
Terlebih menurutnya, pihak mahasiswa maupun pihak warga sama sama melakukan pelaporan ke kepolisian. Namun pihaknya menegaskan bahwa aksi pemukulan maupun pengrusakan tidak ada yang yang dibenarkan dalam Undang Undang.
“Makanya ini kami berikan pemahaman 2 belah pihak itu. Artinya apa yang dilakukan warga ya gak boleh seperti itu. Walaupun ada orang yang kelewat batas, tapi itu kan tidak diperbolehkan UU,” tuturnya.
“Mahasiswa ini juga harus paham daerahnya lah karena disitu kan dekat masjid. Kalau dia jadi korban juga harus lapor kami bukannya langsung main merusak (rumah warga) gitu,” imbuhnya.
Sementara itu, warga hingga perangkat RT setempat enggan memberikan keterangan saat ditemui. Terlebih ada warga yang trauma akibat kejadian itu.
“Mohon maaf langsung ke kepolisian saja. Karena warga sini trauma dengan kejadian itu,” kata salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko