Malang, tugumalang.id – Pernahkah kamu membayangkan bahwa ada evolusi teknologi jaringan nirkabel yang lebih cepat dari Wi-Fi? Bayangan tersebut kian nyata jika Kamu mencermati temuan teknlogi Li-Fi atau Light Fidelity. Jaringan nirkabel yang dianggap bisa lebih cepat 10 kali dari Wi-Fi.
Tak bisa disangkal bahwa kebutuhan internet memang menjadi salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi dengan berkembangnya teknologi dan informasi yang membuat semua lini kehidupan bersinggungan dengan internet. Misalnya saja untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, berbelanja, bekerja dan hiburan.
Wi-Fi yang sehari-hari digunakan oleh masyarakat menggunakan frekuensi radio. Dengan peningkatan permintaan penggunaan hingga 60% membuat frekuensi menjadi jenuh dan dikhawatirkan mengalami krisis spektrum. Dengan hadirnya Li-Fi, akankah menjadi jawaban atas kebutuhan jaringan internet di masa depan?
Cara Kerja Teknologi Li-Fi
Dalam situs Li-Fi.co, dijelaskan bahwa Li-Fi memliki cara kerja yang sedikit berbeda dengan Wi-Fi. Li-Fi memanfaatkan Cahaya tampak sebagai media utama untuk mentransmisikan data.Oleh karena itu, terdapat dua komponen penting dalam proses kerja Li-Fi yang disebut dengan VLC, yakni fotodioda dan sumber Cahaya.
Perangkat fotodioda akan bertindak sebagai penerima atau transceiver sinyal Cahaya dan mengirimnya Kembali. Sedangkan diode pemancar menjadi sumber Cahaya yang dilengkapi chip untuk memproses sinyal. Sumber Cahaya berupa lampu LED ini bersifat semikonduktor yang memodulasi Cahaya untuk dipancarkan.
Saking cepatnya proses pancaran Cahaya membuatnya tak dapat dilihat oleh mata. Data yang telah dimasukkan dalam bola lampu sebagai sumber Cahaya pun akan ditransfer dengan kecepatan sangat tinggi. Aliran data biner akan berupa tampilan audio dan video maupun aliran data lain melalui device.
Di dalam cahaya, intensitas warna yang terdiri dari merah, hijau, dan biru atau RGB akan dimodulasi menyematkan data secara halus untuk ke dalam lampu LED. Jangan harap kamu bisa mengamatinya secara langsung karena semua proses ini terjadi begitu cepat dan hanya dapat digambarkan melalui kode.
Usai cahaya diterima fotodioda, cahaya akan mengalami demodulasi. Selanjutnya data berisi Informasi yang diterima akan diteruskan ke server cloud. Yang kemudian akan ditranskripsi dan dinikmati oleh pengguna.
5 Keunggulan Teknologi Li-Fi
Lalu apa keunggulan dari Teknologi Li-Fi? Li-Fi.co mencatat ada beberapa keunggulan, Li-Fi. Berikut ini beberapa kelebihan Li-Fi dibandingkan dengan Wi-Fi.
1. Lebih cepat dari Wi-Fi
Misalnya saja, hasil tes transmisi data yang mencatatkan kecepatan hingga 224 Gbps. Bila dibandingkan dengan Wi-Fi, kecepatan ini bahkan bisa lebih cepat 100 kali dari Wi-Fi yang masih berada dalam rentang 20 megabit per detik.
Walau masih hasil uji laboratorium, kecepatan ini tentu sangat menakjubkan. Para pengembang pun masih terus berusaha mengembangkan teknologi Li-Fi agar dapat dimanfaat secara maksimal oleh masyarakat.
2. Punya spektrum yang lebih luas
Dari sisi spektrum, rentang spektrum Cahaya juga dianggap lebih luas dari frekuensi radio yang digunakan oleh Wi-Fi. Bahkan hingga 10.000 lebih besar. Hal ini tentu akan menjawab besarnya kebutuhan frekuensi yang kian meningkat. Apalagi dengan hadirnya teknologi 5G.
Spektrum cahaya tampak juga lebih luas daripada RF – sekitar 10.000 lebih besar dari seluruh spektrum frekuensi radio. Ini sangat penting terutama dengan tuntutan data saat ini. Ini menyediakan banyak frekuensi yang tersedia di mana tugas dapat diturunkan, membebaskan ruang yang sangat dibutuhkan untuk 5G.
3. Tak memerlukan perangkat elektronik tambahan
Li-Fi juga dianggap lebih ramah lingkungan karena minim kebutuhan akan device lainnya. Misalnya saja router, penguat gelombang, repeater, atau modem yang akrab Kamu gunakan saat akan memanfaatkan jaringan Wi-Fi.
Dengan minimnya perangkat lain, maka teknologi Li-Fi akan lebih menghemat daya dan energi listrik. Hal ini juga berimbas pada penghematan kebutuhan suplai listrik yang hingga kini salah satu pemasok terbesarnya berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara.
4. Bisa diakses masyarakat daerah terpencil
Jika Anda berada di wilayah perbatasan atau daerah terpencil yang kesulitan mendapatkan sinyal, maka Li-Fi bisa menjawab kebutuhan tersebut. Hal ini karena Li-Fi diproyeksikan dapat menggunakan tenaga matahari.
Artinya teknologi ini akan menguntungkan Indonesia sebagai salah satu negara di wilayah khatulistiwa yang punya rentang waktu sinar matahari lebih lama dari negara lain.
5. Lebih aman dari Penyadapan
Perihal penyadapan juga menjadi salah satu permasalah dalam perkembangan teknologi digital yang serid dihadapi. Hal ini tak lepas dari rentannya frekuensi radio terhadap pembajakan sinyal.
Berbeda dengan Wi-Fi, pengiriman sinyal berbasis Cahaya akan lebih sulit dibajak atau disadap karena Cahaya akan sulit menembus permukaan buram dan tetap terkurung pada ruang.
Kekurangan Teknologi Li-Fi yang jadi tantangan
Walau digadang-gadang menjadi teknologi masa depan, Li-Fi masih memiliki beberapa tantangan yang tak mudah untuk diatasi. Salah satunya yakni keterbatasan jangkauan karena pancaran Cahaya yang tak bisa menembus dinding sehingga pemancar haruslah berada pada lokasi strategis yang bisa menjangkau semua area.
Ini berbanding terbalik dengan Wi-Fi yang bisa menembus tembok sekalipun. Jangkauan yang luas menyebabkan Wi-Fi banyak digunakan dalam ruang public.
Selain jangkauan, masalah gangguan juga masih menjadi pekerjaan rumah tersendiri. Cahaya sumber sinar Li-Fi sangat rentan terganggu oleh sumber Cahaya lain sepert matahari. Apalagi jika lampu LED Li-Fi terus menyala, maka dikhawatirkan menjadi polusi cahaya.
Pengembangan teknologi Li-Fi dengan segala kelebihan dan kekurangannya tetap perlu mendapatkan apresiasi. Para ilmuwan terus berupaya mencari solusi atas permasalahan dan permintaan kebutuhan masyarakat yang kian waktu semakin meningkat.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Penulis: Imam A. Hanifah
editor: jatmiko