Tugumalang.id – Siapa yang tidak kenal Gus Baha? KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal sebagai Gus Baha merupakan ulama kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah.
Di sela-sela kesibukan menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran LP3IA Narukan, Rembang, dia menulis beberapa buku tentang tafsir Al-Quran seperti Tafsir Surat al-Fatihah: Rahasia-rahasia Pembukaan Kitab Suci Allah SWT dan masih banyak lagi. Bahkan kerap melakukan pengajian di berbagai kota di Indonesia.
Pencapaian yang dia dapatkan hari ini, tentunya berawal dari perjalanannya selama 53 tahun hidup. Salah satunya berasal dari pendidikannya. Mengutip dari ngajigusbaha.id, Gus Baha kecil memulai menempuh gemblengan keilmuan dan hafalan Al-Qur’an di bawah asuhan ayahnya sendiri, KH Nursalim Al-Hafidz.
Baca Juga: Para Muhibbin Gus Baha
Hingga pada usia yang masih sangat belia, dia telah mengkhatamkan Al-Qur’an beserta Qiro’ahnya dengan lisensi yang ketat dari sang ayah. Menginjak usia remaja, Kiai Nursalim menitipkan Gus Baha untuk mondok dan berkhidmat kepada Syaikhina KH Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang.
Di Al Anwar inilah Gus Baha terlihat sangat menonjol dalam fan-fan ilmu syariat seperti fikih, hadis dan tafsir. Saat mondok di Al Anwar ini pula dia menghatamkan hafalan Shohih Muslim lengkap dengan matan, rowi dan sanadnya.
Selain itu, dia juga menghatamkan hafalan kitab Fathul Mu’in dan kitab-kitab gramatika Arab seperti ‘Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik. Menurut sebuah riwayat, dari sekian banyak hafalan tersebut menjadikan dia sebagai santri pertama Al Anwar yang memegang rekor hafalan terbanyak di eranya.
Baca Juga: Di Pesantren Gus Baha, Disambut Para Santri Muda Penghafal Al-Qur’an
Selain menonjol dengan keilmuannya, dia juga sosok santri yang dekat dengan kiainya. Dalam berbagai kesempatan, sering mendampingi sang guru, Syaikhina Maimoen Zubair untuk berbagai keperluan.
Mulai dari sekedar berbincang santai hingga urusan mencari ta’bir dan menerima tamu-tamu ulama-ulama besar yang berkunjung ke Al Anwar. Hingga dia dijuluki sebagai santri kesayangan Syaikhina Maimoen Zubair.
Sosok Gus Baha yang sederhana, santai dan tegas menjadi teladan dan motivator bagi banyak kalangan, khususnya anak-anak muda melalui video pengajiannya yang tersebar di media sosial (Tiktok, Instagram dan YouTube).
10 nasihat Gus Baha yang cocok untuk anak muda
1. Cinta mungkin terkadang membuatmu rapuh, tetapi berterima kasihlah kepadanya, karena cinta dari-Nya bisa membuatmu lebih kuat dari sebelumnya.
2. Mencintai tidak cukup dengan tidak melukai yang dicintai. Tapi, juga harus sabar saat dilukai yang dicintai.
3. Untuk menjadi yang terbaik. Kamu harus mempunyai mimpi yang besar serta semangat untuk mewujudkannya.
4. Sering kali kita mengabaikan hal-hal kecil, padahal dari sanalah sesuatu yang besar lahir dan tumbuh.
5. Saat Kamu merasa tidak ada orang yang berada di pihakmu, tenanglah karena Allah selalu bersamamu.
6. Allah akan mengganti semua luka yang pernah engkau rasakan dengan kebahagiaan yang tak pernah terduga.
7. Sejatinya masih banyak yang lebih susah dari kita. Namun tidak perlu kita sesali. Terkadang orang yang jauh lebih susah mereka lebih tabah dari kita.
8. Jika kita digunjingkan orang lain harus diingat bahwa mereka juga manusia biasa. Bukan yang mengatur hidup dan hati manusia. Namun, apabila Allah yang membicarakan kita, maka itu adalah masalah.
9. Kadang kebahagiaan datang kepadamu tanpa kau mengetahui sebabnya. Tapi yakinlah, bahwa kebahagiaan itu datang mungkin dari doa orang yang mencintaimu.
10. Jika Allah mengabulkan doaku, maka aku berbahagia. Tapi jika Allah tidak mengabulkan doaku, aku lebih berbahagia, karena yang pertama adalah pilihanku, sedangkan yang kedua adalah pilihan-Nya.
Penulis: Rahayu SJ/Magang
Editor: Herlianto. A