Tugumalang.id – Isu Pertamax oplosan tengah ramai diperbincangkan publik. Modus mengoplos BBM jenis Pertamax dengan Pertalite dalam kasus dugaan korupsi PT Pertamina Patra Niaga membuat masyarakat, termasuk warga Kota Malang kecewa. Kini, pihak Pertamina juga mulai buka suara.
Salah satu warga Kota Malang, Asna Cahya Fraida mengatakan bahwa sudah lama menggunakan Pertamax karena dorongan keluarga. Sebab, Pertamax dinilai bisa menjaga performa kendaraan dan lebih irit meski harga lebih mahal dari pada Pertalite.
Baca Juga: Bisa jadi Alternatif Pertamina, Ini Daftar SPBU Lain di Malang yang Bisa Dicoba
Hal itulah yang membuatnya percaya para produk BBM jenis Pertamax dari Pertamina. Apalagi, Pertalite juga merupakan produk subsidi. Sebagai warga negara yang baik, Asna mengaku mendukung negara dengan membeli BBM produk Pertamina.
“Selama ini kami percaya pada Pertamina, kami tidak membeli BBM di SPBU swasta karena kami percaya sama Pertamina yang merupakan aset negara. Kami percaya Pertamina membantu kita dengan BBM yang lebih terjangkau,” ucapnya, Kamis (27/2/2025).
Namun kepercayaan itu seolah runtuh seiring dengan beredarnya isu petinggi Pertamina yang diduga melakukan korupsi dengan modus mengoplos Pertamax dengan Pertalite. Asna mengaku kecewa dan kesal.
Baca Juga: Putaran 2 Proliga 2024 Digelar di GOR Ken Arok Malang, Tim Pertamina Jadi Tuan Rumah
“Kami kecewa dan tentunya kesal. Ngapain kami gunakan Pertamax untuk menjaga performa motor kami meskipun mahal kalau ternyata begitu (dioplos),” ungkapnya.
Dia berharap Pertamina bisa mengembalikan kepercayaan publik. Dia juga berharap Pertamina kedepan lebih transparan.
Sementara itu, Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi menyampaikan bahwa isu dugaan Pertamax oplosan merupakan isu nasional.
Sehingga yang berhak memberikan keterangan adalah pimpinan nasional. Termasuk soal pengawasan kualitas BBM di wilayah regional, termasuk Malang Raya.
Melalui rilis resminya, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari menyampaikan bahwa tidak ada pengoplosan Pertamax.
Saat ini, kualitas Pertamax dipastikan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pemerintah yakni RON 92. Produk yang masuk ke terminal BBM Pertamina disebut juga sudah sesuai dengan RON masing masing.
“Pertalite memiliki RON 90 dan Pertamax memiliki RON 92. Spesifikasi yang disalurkan ke masyarakat dari awal penerimaan produk di terminal Pertamina telah sesuai dengan ketentuan pemerintah,” kata Heppy.
Menurutnya, treatment yang dilakukan di terminal utama BBM adalah proses penambahan warna (dyes) sebagai pembeda produk agar mudah dikenali masyarakat. Selain itu juga ada penambahan additive yang berfungsi untuk meningkatkan performance produk Pertamax.
“Jadi bukan pengoplosan atau mengubah RON. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas Pertamax,” ujarnya.
Dia memastikan, Pertamina Patra Niaga melakukan prosedur dan pengawasan yang ketat dalam melaksanakan kegiatan Quality Control (QC). Distribusi BBM Pertamina juga diawasi oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
“Kami menaati prosedur untuk memastikan kualitas dan dalam distribusinya juga diawasi oleh Badan Pengatur Hilir Migas,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A