Tugumalang.id – Di era sekarang, media sosial sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bukan hanya untuk berkomunikasi, media sosial juga berfungsi sebagai tempat untuk berbagi momen penting, mencari informasi, atau bahkan membangun karier.
Meski memberikan banyak kemudahan, kenyataannya, penggunaan media sosial yang semakin meningkat juga membawa dampak buruk, khususnya terhadap kesehatan mental.
Awalnya dirancang untuk mempermudah interaksi, kini media sosial sering kali menjadi pemicu kecemasan, stres, dan perasaan kurang baik tentang diri kita sendiri.
Baca Juga: Ramai jadi Perbincangan di Media Sosial, Berikut Penjelasan Istilah Tone Deaf
Paparan terhadap kehidupan orang lain yang seolah sempurna di dunia maya sering kali membuat kita merasa tertinggal. Sering kali kita hanya melihat sisi terbaik orang lain, sementara kehidupan kita yang nyata terasa jauh dari sempurna.
Fenomena ini sering disebut dengan social comparison atau perbandingan sosial. Tanpa disadari, hal ini bisa memicu perasaan cemas, stres, bahkan depresi.
Selain itu, ada juga perasaan takut ketinggalan atau FOMO (Fear of Missing Out), saat melihat teman-teman kita beraktivitas atau pergi ke tempat yang tampaknya menyenankan.
Padahal, meskipun kita terhubung dengan banyak orang secara digital, perasaan ini justru bisa membuat kita merasa semakin terisolasi.
Tak hanya itu, dampak lain dari penggunaan media sosial yang berlebihan adalah digital fatigue atau kelelahan digital.
Baca Juga: Rentan Pengaruhi Akhlak Remaja, Gunawan HS Paparkan Dampak Buruk Media Sosial pada Tokoh Masyarakat di Tumpang
Terus-menerus terhubung dengan dunia maya baik untuk bekerja, mencari hiburan, atau berinteraksi bisa membuat kita merasa emosional dan mental lelah.
Terkadang, kita merasa terbebani oleh banyaknya informasi yang harus diproses setiap harinya. Hal ini bisa mengurangi konsentrasi, menyebabkan kelelahan mental, bahkan burnout.
Ketika kita tidak bisa menyeimbangkan waktu antara dunia digital dan dunia nyata, kesehatan mental kita bisa terganggu tanpa kita sadari.
Selain itu, masalah yang lebih serius seperti cyberbullying atau perundungan online juga dapat memperburuk keadaan mental seseorang.
Komentar negatif atau interaksi yang toxic di media sosial sering kali membuat kita merasa rendah diri, marah, atau bahkan merasa tidak aman.
Lingkungan digital yang tidak sehat ini bisa memberikan dampak negatif yang cukup besar, terutama bagi mereka yang sudah rentan terhadap tekanan sosial.
Namun, menjaga kesehatan mental di dunia digital bukanlah hal yang mudah, meski itu sangat penting. Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah mengenali tanda-tanda jika kesehatan mentalmu terganggu.
Misalnya, jika kamu mulai kesulitan tidur karena terlalu sering membuka media sosial, merasa cemas atau sedih setelah melihat postingan orang lain, atau sering membandingkan diri dengan orang lain, itu bisa menjadi tanda kamu perlu lebih berhati-hati.
Jika kamu merasa kehilangan motivasi atau tertekan setelah menghabiskan waktu di media sosial, segera lakukan perubahan.
Ada beberapa cara yang bisa membantu menjaga kesehatan mental di tengah dunia digital. Salah satunya adalah dengan membatasi waktu penggunaan media sosial.
Cobalah untuk menentukan waktu tertentu untuk browsing atau scrolling, dan pastikan kamu tidak terjebak dalam kebiasaan tanpa henti.
Banyak aplikasi yang kini menyediakan fitur untuk mengontrol penggunaan media sosial, jadi manfaatkan fitur tersebut untuk tetap produktif di dunia nyata.
Selain itu, cobalah untuk melakukan digital detox atau istirahat dari media sosial untuk beberapa waktu. Gunakan waktu tersebut untuk melakukan kegiatan yang dapat membantu menenangkan pikiran, seperti berolahraga, berkumpul dengan keluarga, atau mengeksplorasi hobi baru.
Dengan memberikan waktu untuk diri sendiri, kamu memberi kesempatan pada pikiran dan tubuh untuk beristirahat dan memulihkan energi.
Memilih konten yang kamu konsumsi di media sosial juga sangat penting. Follow akun-akun yang memberikan dampak positif dalam hidupmu, seperti akun yang menawarkan motivasi, inspirasi, atau informasi bermanfaat.
Hindari akun yang sering kali memicu perasaan negatif atau perbandingan diri dengan orang lain. Media sosial seharusnya menjadi tempat yang memberi manfaat, bukan malah menambah beban.
Jika kamu merasa cemas atau terbebani oleh kondisi mentalmu, jangan ragu untuk mencari dukungan. Bicarakan perasaanmu dengan teman atau keluarga, atau bahkan seorang profesional.
Kadang-kadang, berbicara dengan orang yang kamu percayai bisa membantu meringankan beban yang kamu rasakan. Jika perlu, carilah seorang konselor atau psikolog yang bisa memberikan dukungan lebih lanjut untuk mengatasi masalah kesehatan mental.
Menjaga kesehatan mental di era digital memang penuh tantangan, namun dengan kesadaran dan pendekatan yang bijak, kamu bisa tetap menjaga keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata.
Ingat, kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan seringkali terletak di luar dunia digital. Jangan biarkan media sosial mengaburkan pandanganmu tentang hidup yang seharusnya bisa kamu nikmati tanpa tekanan atau perbandingan.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Reyka Kurnia (Magang)
Editor: Herlianto. A