Tugumalang.id – Peringatan Hari Santri Nasional menjadi momentum yang tak dilewatkan oleh Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin. Mereka melakukan napak tilas dan ziarah ke makam muassis atau pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di Malang dan Jombang.
Wahyu-Ali rombongan berangkat dari Posko Rumah Pemenangan WALI, Jalan Ijen, Kota Malang pada Senin (21/10/2024). Setidaknya, ada sekitar 80 orang mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, kiai, pimpinan partai dan jajaran yang turut serta dalam kegiatan napak tilas itu.
Baca Juga: Gerindra Dekati PKS, Pasangkan Wahyu Hidayat dan Fuad Rahman di Pilkada Kota Malang?
Lokasi pertama yang didatangi rombongan Wahyu-Ali yakni makam KH Muhammad Thohir atau Mbah Bungkuk yang terletak di Singosari, Kabupaten Malang.
Kemudian berlanjut di makam KH Hasyim Asy’ari di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Wahyu-Ali dan rombongan tampak melakukan doa bersama di makam ulama besar sekaligus pendiri NU itu.

Selanjutnya, rombongan melanjutkan perjalanan ke PP Den Anyer ke makam KH Bisri Syansuri yang juga merupakan salah satu tokoh pendiri NU. Ulama ini pernah menjabat sebagai Wakil Rais ‘Aam hingga Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Ziarah terakhir yakni ke makam KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh sentral dalam pendirian NU yang memiliki kontribusi besar dalam membangun NKRI.
Baca Juga: Gerindra Tugaskan Wahyu Hidayat Gaet Partai Koalisi untuk Pilkada Kota Malang 2024
Dalam kesempatannya, Wahyu Hidayat menyampaikan bahwa napak tilas dan ziarah dalam momentum Hari Santri ini diharapkan bisa meneladani perjuangan para ulama pendiri NU.

“Momen Hari Santri ini kami rayakan dengan bijak untuk mengingatkan kembali tanggung jawab besar yang harus kami perjuangkan ke depan,” kata Wahyu.
Wahyu juga mengatakan bahwa santri memang memiliki peran besar bahkan merupakan salah satu tiang pendiri bangsa. Untuk itu, mengenang jasa para ulama dan para kiai terdahulu merupakan hal yang penting.
Menurutnya, peringatan Hari Santri tidak hanya menjadi momen untuk mengenang perjuangan masa lalu. Tetapi juga menegaskan peran santri dalam mengisi kemerdekaan dan menjaga nilai nilai kebangsaan. “Sekali santri akan tetap santri,” ujarnya.
Semantara itu, Ali Muthohirin menambahkan bahwa Hari Santri merupakan momentum yang besar bagi negara Indonesia. Sebab, para santri dan ulama memiliki jasa besar dalam perjalanan perjuangan dan pembangunan Indonesia.
“Hari santri ini kami peringati sebagai bentuk penghormatan kepada para ulama dan kiai atas jasanya kepada bangsa,” ucapnya.
Adapun dalam acara ziarah makam di pusara para pendiri NU itu, Ali berharap bisa merenungi warisan perjuangan dan dedikasi para ulama dalam membangun negeri.
“Kini, giliran kita untuk melanjutkan langkah mereka. Menjadikan ilmu dan akhlak ulama sebagai pilar menghadapi tantangan zaman,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A