Tugumalang.id – Universitas Negeri Malang (UM) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) terus meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah desa maupun Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Salah satunya dengan meluncurkan “Kampoeng Kopi” di Desa Sumberdem, Kabupaten Malang, pada Minggu (12/12/2021) lalu.
Kepala Pusat Sumberdaya Wilayah dan Kuliah Kerja Nyata (PSWKKN) LPPM UM, Dr Agung Winarno MM mengatakan bahwa peluncuran desa wisata ini merupakan bagian dari program KKN seluruh mahasiswa UM dan penyelenggaraan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di bidang membangun desa yang terus digaungkan sejak tahun 2021.

“Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Membangun Desa yang diintegrasikan dengan program kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan oleh sivitas akademika UM sebagai bentuk kontribusi terhadap upaya penguatan dan penggalian potensi para mitra menuju desa kreatif dan produktif,” ujarnya, pada Senin (11/4/2022).
Menurutnya, PSWKKN bertugas secara khusus untuk melakukan penelitian kewilayahan dan pengabdian kepada masyarakat, baik dosen, mahasiswa, maupun tenaga kependidikan berupa pemberdayaan serta penyediaan layanan inovatif melalui berbagai strategi efektif dalam penguatan wilayah.
“Serta penguatan kelembagaan pemerintahan dan swasta tertentu berdasarkan hasil kajian kebutuhan dan potensi internal UM,” kata dia.
Selain peluncuran “Kampoeng Kopi” di Desa Sumberdem, PSWKKN LPPM UM juga banyak melakukan kegiatan penelitian dan pemberdayaan seperti kerja sama dengan PT Astra Internasional dalam skema Desa Berseri Astra, bermitra dengan Kementerian Sosial dalam program Desa Sejahtera Mandiri dan Sociopreneurship.
Kemudian, penguatan dan pendampingan desa berkelanjutan, penyelenggaraan Sekolah Pimpinan Desa dan Kelurahan (Sepimsalu), pendampingan desa wisata berbasis potensi lokal, penguatan produk unggulan wilayah, digitalisasi sistem administrasi desa atau kelurahan, hingga publikasi dan sosialisasi hasil-hasil pengabdian dalam bentuk penerbitan jurnal ilmiah Karinov dan Jurnal Graha Pengabdian.
Ketua LPPM UM, Prof Dr Markus Diantoro MSi menambahkan bahwa mulanya pusat penelitian dan pengabdian di LPPM UM ada 10. Namun kini hanya ada sembilan sebab adanya restrukturisasi UM.
“Saat ini, UM sedang merestrukturisasi. Sebelumnya ada pusat pemeringkatan LPPM UM tapi sekarang bergabung dengan Direktorat Perencanaan, Pemeringkatan, Humas, dan Kemitraan. Jadi saat ini jumlah pusat studi dan pengabdian di LPPM menjadi sembilan,” jelasnya.
Sembilan pusat penelitian dan pengabdian tersebut ialah Pusat Pendidikan; Soshum dan Pariwisata; Halal; material maju dan energi terbarukan; sumberdaya wilayah dan KKN (PSWKKN); publikasi akademik; HKi, inkubasi bisnis, serta komersialisasi dan afiliasi industri.
Dua di antaranya baru saja mendapat perubahan nama pusat LPPM UM yakni Pusat Jender dan Kesehatan (PJK) menjadi Pusat Gender dan Kesehatan (PGK). Serta Pusat Kebencanaan, Mitigasi, dan Lingkungan (PKML) menjadi Pusat Lingkungan, Mitigasi, dan Kebencanaan (PLMK).
LPPM UM juga merupakan akronim baru dari yang sebelumnya LP2M UM. Hal ini, jelas Markus, dilatarbelakangi status UM yang sudah masuk dalam jajaran status sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum PTN-BH.
“Tidak ada prinsip khusus terkait perubahan LP2M menjadi LPPM. Selain membuat suasana lebih segar, beberapa pimpinan di Jakarta maupun UM telah menggunakan sebutan singkat LPPM. Sebagaimana kita ketahui beberapa PTN khususnya PTN-BH banyak yang menggunakan singkatan LPPM,” paparnya.
Di tahun 2022, tambah Markus, LPPM memiliki orientasi target agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya usai menyandang status sebagai PTN-BH. UM fokus pada pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemendikbudristek, pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) dan Times Higher Education (THE).
Hibah penelitian juga diarahkan pada prioritas selain publikasi jurnal internasional bereputasi guna meningkatkan hasil berupa prototype industri dan produk inovasi.”Beberapa komponen itu sebenarnya juga ada di program World Class University (WCU),” jelasnya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id