MALANG – Tragedi Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan ratusan korban meninggal membuat sejumlah pihak turut mengulurkan tangan untuk membantu mereka dan keluarganya. Salah satunya dari Universitas Islam Malang (Unisma).
Kampus ini menyiapkan beasiswa bagi anak korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 itu. Hal tersebut disampaikan Rektor Unisma, Prof Dr Markuri MSi, dalam konferensi pers, Selasa (4/10/2022).
Maskuri mengatakan, bantuan tersebut akan diberikan bagi putra-putri yang berkeinginan dan berniat untuk melanjutkan pendidikan di jenjang perkuliahan pada saat penerimaan mahasiswa baru (PMB) tahun depan maupun bagi mereka yang kini tengah berkuliah dan berstatus sebagai mahasiswa Unisma.
“Unisma akan membeikan berasiswa bagi anak-anak yang orang tuanya menjadi korban. Baik dia yang berkuliah di Unisma atau yang tahun depan ingin kuliah dan memang kita lihat anak ini serius betul, punya tekad kuat untuk belajar. Terlebih sampai punya prestasi, kita akan berikan beasiswa,” ujar dia.
Bentuk beasiswa tersebut nantinya dapat berupa pembebasan biaya SPP. Program bantuan ini, kata dia, merupakan wujud kepedulian dan keprihatinan Unisma kepada para korban maupun keluarganya yang terdampak insiden tersebut. Sebab itu, Unisma juga tidak menetapkan kuota tertentu dalam hal ini.
“Ini kepedulian dan keprihatinan kami. Terutama bagi yang orang tuanya wafat di tragedi Kanjuruhan itu. Kemarin (1/10/2022) sungguh tragedi yang meninggalkan duka mendalam. Maka (bantuan) ini menjadi bagian dari ikhtiar kami untuk meringankan beban anak-anak yang orang tuanya wafat ketika menonton sepak bola di Stadion Kanjuruhan,” bebernya.
Ditambahkan Maskuri, pihaknya juga berduka sebab salah seorang mahasiswanya turut meninggal dunia usai ikut menyaksikan pertandingan tersebut. Ia bernama Abian Hasiq Rifki, mahasiswa angkatan 2022 Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil asal Kraksaan, Probolinggo .
“Kami kemarin sudah mengutus dari dekanan maupun rekrorat agar ada yang takziah kesana untuk menyampaikan rasa duka mendalam kami terhadap mahasiswa yang wafat tersebut,” tuturnya.
Melalui cerita yang diperoleh dari keluarga korban, masih kata Maskuri, almarhum meninggal dengan kondisi sekujur tubuhnya utuh dan baik.
“Kami tidak tahu apalah faktor gas air mata atau sebagainya. Yang jelas, kami yang datang kesana mendapat cerita dari orangtuanya bahwa setelah dilihat sekujur tubuhnya tidak ada yang luka, bahkan lebam terkena benturan. Itu (luka) tidak ada,” urainya.
Sementara itu, Wakil Rektor 4 Bidang Kelembagaan, Publikasi, dan Teknologi Informasi, Dr Ir Istirochah Pujiwati MP, menambahkan, pihaknya akan segera menyusun SOP terkait program bantuan beasiswa ini. Termasuk, syarat dan dokumentasi apa saja yang diperlukan oleh calon pendaftar.
“Secara teknis kita akan susun SOP-nya bagaimana. kami akan membuat pengumuman melalui flayer digital untuk diumumkan di masing-masing fakultas bagi bapak/ ibu atau orang tuanya yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan ini. Nanti disertai dengan bukti dokumen bahwa memang benar orang tuanya menjadi korban. Itu yang akan diberi beasiswa,” tukasnya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A