Kota Batu, Tugumalang.id – Pengelolaan sampah secara mandiri di desa-desa Kota Batu, Jawa Timur sejak ditutupnya TPA Tlekung terus berjalan. Jika hal ini berhasil berjalan secara konsisten, Kota Batu bisa jadi percontohan nasional.
Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menuturkan dari hasil peninjauannya, hampir 60 persen warga di Kota Batu telah melakukan pengolahan sampah secara mandiri. Mulai memilah hingga mengelola sampah sendiri,
“Hampir 60 persen masyarakat kita pola hidup untuk mengelola sampahnya mulai berubah. Mereka pilah sendiri, dikelola sendiri, hampir dari mereka semua sudah sadar,” kata Aries, Minggu (24/9/2023).
Aries menuturkan jika perubahan sistem kelola sampah ini memang tidak bisa instan. Butuh waktu lama untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang sampah. “Tidak ada yang instan, Singapura saja bisa maju itu disiplin, butuh waktu panjang,” terangnya.
Hanya saja, hal ini bisa menjadi percontohan bagi daerah lain untuk memandang sampah dengan cara baru. Mengingat TPA sendiri juga memiliki beban tersendiri jika tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat.
Seperti terbaru ditinjaunya di TPS 3R di Kelurahan Sisir dan TPS 3R di Dusun Kliran Desa Bulukerto. Di sana, Aries masih melihat sejumlah masyarakat yang enggan memilah sampah dan bahkan justru membuang sampah di sungai di kawasan Sendratari Arjuna Wiwaha.
“Sangat disayangkan, di saat sebagian masyarakat peduli sampah, mencari cara dan solusi untuk memilah dan mengolah sampah, di sini ada orang yang belum sadar dan paham akan pengelolaan sampah,” Kata Aries.
Padahal, jika sampah dipilah dari rumah akan lebih memudahkan untuk memilih mana yang bernilai ekonomis dan mana yang residu dan sudah tidak bisa digunakan lagi sehingga proses akhirnya akan lebih cepat dan tidak memakan waktu yang lama.
Menanggapi temuan sampah itu, Aries menerjukan tim Dinas PUPR dan Dinas Lingkungan Hidup untuk membersihkan aliran sungai di kawasan Sendratari Arjuna Wiwaha. “Malu kalau dilihat banyak sampah di sungai,” ujar Aries.
Sementara itu, Di Dusun Kliran, Desa Bulukerto, Aries melihat proses pembangunan tungku pembakaran atau insinerator hasil swadaya masyarakat hingga pembangunan tempat pemilahan sampah.
Nantinya, di sana akan diupayakan membakar sampah dengan suhu berkisar 500 sampai 600 derajat celcius sehingga bisa meminimalkan asap yang keluar. Agar lebih baik lagi, ia menyarankan kepada desa untuk mencontoh TPS 3R Dusun Durek, Desa Giripurno.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul asmi
editor: jatmiko