Tugumalang.id – Suhermawan atau akrab disapa Mawan menjadi salah satu calon kepala desa (kades) paling muda dari 20 calon kades yang akan berkontestasi di ajang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 2022 serentak pada 28 Agustus 2022 mendatang.
Di desa kelahirannya, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Mawan menjadi satu-satunya penantang calon kades Suwantoro yang merupakan incumbent. Dua nama kontestan ini cukup menarik karena bisa dibilang sama-sama mewakili generasi tua dan muda.
Munculnya Mawan sebagai kontestan dalam ajang Pilkades Bulukerto bisa dibilang mencuri perhatian. Di usianya yang masih 37 tahun, tidak membuat lulusan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu ragu mendaftarkan diri. Buktinya, kini dia lolos dan telah mendapatkan nomor urut dua.
Mawan bertekad membawa desanya menuju Desa Bulukerto ISTIMEWA yang merupakan kepanjangan dari (Inovatif, Sejahtera, Tertib, Merakyat, Berwibawa, dan Amanah). Paling menarik perhatian, Mawan rupanya punya keteguhan semangat dalam menjaga ikon apel Kota Batu agar tak sirna dimakan zaman.
Produktivitas apel Kota Batu sejak 1990-an silam memang dikenal melimpah ruah. Pernah capai 46 ribu ton dari 2 juta pohon apel. Saking tingginya, apel menjadi buah yang identik dengan kota ini. ”Kalau bawa apel, pasti dari Kota Batu”. Begitu kiranya kalau diibaratkan.
Tapi zaman kejayaan itu mulai memudar. Jumlah produksinya terus mengendur. Begitu juga jumlah pohonnya, sedikit demi sedikit terbabat habis. Kata Mawan, banyak dari petani beralih menanam jeruk. Situasi tersebut juga terjadi di desanya yang juga dikenal sebagai sentra penghasil apel.
Menurut hitungan kasar, baik angka produksi hingga sisa lahan apel di desanya hanya tersisa 30-40 persen. Belum lagi di daerah lain yang juga terjadi penurunan yang sama.
”Situasinya memang dilema. Saya saja sudah sembilan musim ini gak panen. Dalam artian tetap panen, tapi hasilnya gak bisa buat nutup biaya operasional. Malah minus,” beber Mawan, pada Jumat (19/8/2022).
Menurut Mawan, situasi itu terjadi berlarut-larut hingga memaksa petani menggunakan pupuk kimia untuk menjaga pohon apel agar tidak kena penyakit. Sementara dari dinas terkait sepertinya tidak punya banyak solusi.
Menurut Mawan, dinas terkait justru mendukung petani untuk beralih tanam ke komoditas jeruk. Kalau seperti itu terus-menerus, bukan tidak mungkin ikon apel yang sudah melekat hanya jadi sejarah di buku-buku.
Harusnya, kata Mawan, dinas terkait harus mencari segala cara agar apel ini tetap bertahan. ”Kan lucu kalau ada program wisata petik apel, tapi apelnya gak ada. Saya sebagai petani apel ya mirislah liatnya,” ucap mantan Ketua BPD Bulukerto ini.
Sejauh ini, dirinya dan bersama petani apel lain di desanya tetap teguh pendirian untuk memproduksi apel, meski memang tergolong rugi. Untuk menutupi biaya produksi, biasanya petani melakukan sistem tumpang sari. Entah diselingi pohon kopi atau sayur mayur yang lain.
Selain itu, dirinya juga telah menemukan jenis pupuk cair yang bersifat bosster dan starter yang aman bagi tanah. Dalam waktu dekat, dia akan mengujikan pupuk cair itu di dua demplot yang akan dia bangun bersama warga. Berikut pembinaan, workshop, hingga suntikan modal.
”Kalau mau, pasti ada jalan. Kita akan coba terus gaungkan lagi apel bersama petani milenial dengan berbagai macam cara. Paling tidak, pertama itu kita berupaya meminimalisir ketergantungan petani apel pada pupuk kimia,” jawab bapak dua anak ini.
Selain apel, Mawan juga akan membangun Koperasi UMKM yang akan banyak membantu warganya dalam mengakses modal. Selama ini, warga banyak yang tidak bisa meminjam modal karena tidak punya agunan. Dengan adanya koperasi ini, warga tetap bisa mengakses modal hanya dengan menjadikan badan usahanya sebagai agunan.
”Jadi misal rumah masih ngontrak, sepeda masih kredit, itukan gak bisa dipakai jaminan. Tapi kalau punya usaha gitu, di koperasi ini nanti bisa jadi jaminan,” ujarnya.
Masih banyak segudang ide di benak pria yang juga menjabat Koordinator Simpul Jamaah Maiyah itu sebagai putra daerah. Mawan berharap semua ide yang dia curahkan itu dapat terealisasi sehingga dapat membawa desanya lebih maju lagi.
Sebagai informasi, Mawan mengawali karir organisasinya di desa mulai Karang Taruna, KIM Gembul (Gema Bulukerto), hingga menjadi Ketua BPD dan purna pada 2019. Sebelumnya dia lulus dari Jurusan Komunikasi FISIP UMM dan aktif di berbagai organisasi seperti LSO Teater Sinden, JUFOC (Jurnalistik Fotography Club), forum diskusi ilmiah, hingga Ikabama.
Mawan menjadi satu dari 20 kontestan yang akan memeriahkan Pilkades 2022 mendatang. Sebanyak lima desa di Kota Batu akan menggelar Pilkades. Kelima desa tersebut adalah Desa Pesanggrahan, Desa Pandanrejo, Desa Bulukerto, Desa Sumbergondo, dan Desa Sumber Brantas.
Total Daftar Pemilih Tetap (DPT) di lima desa peserta Pilkades serentak telah ditentukan yakni sebanyak 26.830 pemilih. Rinciannya, Desa Pandanrejo terdapat 4.610 pemilih, Desa Pesanggrahan 9.736 pemilih, Desa Bulukerto 4.949 pemilih, Desa Sumbergondo 3.253 pemilih, dan Desa Sumber Brantas 3.535 pemilih.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id