Tugumalang.id – Konsep penataan kawasan Kayutangan Heritage di Kota Malang menuai pro kontra. Terlebih usai pemasangan lampu hias dan penebangan sejumlah pohon, sebagian masyarakat menilai penataan kawasan itu tak menggambarkan identitas Kota Malang lantaran meniru konsep Malioboro di Yogyakarta.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Wahyu Setianto menjelaskan bahwa pihaknya tak sepenuhnya meniru konsep Malioboro. Pihaknya hanya berupaya mengembalikan suasana heritage masa lampau di Kayutangan.
“Jadi prinsip kami itu mengembalikan sedikit sejarah seperti dulu. Sehingga menurut saya karakter lampu itu dikembalikan kepada masa yang lalu,” jelasnya, pada Minggu (9/1/2022).
Wahyu menilai bahwa desain lampu hias di kawasan Kayutangan tersebut sudah cukup menggambarkan identitas Kota Malang. Sebab, pada lampu hias itu juga terdapat ornamen singa dan tugu yang menggambarkan identitas Kota Malang.
Disinggung soal pemasangan posisi lampu hias yang memiliki jarak berdekatan dan ada yang tak merata, Wahyu mengatakan bahwa peletakan lampu hias itu memang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
“Di sana itu tidak bisa diatur seperti Malioboro karena ada akses ke toko dan lainnya. Sehingga tidak mungkin di jalan itu dipasang lampu, jadi kita geser-geser,” bebernya.
Dia juga menilai bahwa memang sudah biasa ada pro kontra dalam pembangunan maupun penataan wilayah kota.
Dia juga mengaku banyak pula masyarakat yang mendukung penataan kawasan Kayutangan tersebut. “Nanti dari DPUPRPKP Kota Malang rencananya juga akan memperluas pedestrian sama jalannya dibuat satu arah. Secara umum banyak juga yang mendukung penyempurnaan ini,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti