MALANG – Kota Malang memiliki segudang talenta muda yang potensial di bidang olahraga. Prestasi tingkat nasional hingga internasional tak jarang dipersembahkan atlet Kota Malang untuk Bumi Arema. Terbaru, 17 medali berhasil direbut 14 atlet Kota Malang di PON XX Papua beberapa waktu lalu.
Dimulai dari yang termuda, Izzy Dwifaiva Hefrisyanthi, atlet renang peraih 2 medali emas dan 1 perunggu di PON XX Papua ini merupakan salah satu atlet potensial dengan usianya yang masih menginjak 16 tahun.
Sebelumnya, Izzy juga pernah menjadi atlet renang terbaik dalam Indonesia Open 2018 dengan raihan 5 medali emas. Di Malaysia Open 2020, Izzy juga berhasil meraih 5 medali emas, 1 perak dan 1 perunggu.
“Saya sempat diremehkan orang, dan itu menjadi motivasi saya untuk pembuktian bahwa saya bisa melakukannya,” ujar Izzy.
Atlet asal Kota Malang yang sudah menggeluti olahraga renang sejak usia 6 tahun itu bepegang pada komitmen melawan rasa capek dan malas. Meski kerap kali mengalami cidera, semangat Izzy tak pernah pudar dalam menorehkan prestasi.
“Saya berharap fasilitas kolam renang di Kota Malang bisa dioptimalkan. Karena Kota Malang memiliki potensi atlet yang luar biasa,” ucapnya.
Sementara itu, Yossy Aditiya Nugraha, atlet sepatu roda Kota Malang juga berhasil meraih 2 medali emas, 1 perak dan 1 perunggu di PON XX Papua. Pemuda 20 tahun itu juga merupakan peraih perak Shining Open China 2019 lalu.
“Saya selalu termotivasi untuk bisa menjadi kebanggaan orang tua, saudara, keluarga besar, teman teman dan orang orang yang memberikan dukungan,” ucap Yossy.
Menggeluti sepatu roda sejak duduk dibangku kelas 3 SD, Yossy mengaku perjalanannya tak melulu dilalui dengan jalan yang mulus. Jatuh bangun dan berbagai rintangan telah dia lalui hingga berada di posisi saat ini.
“Saya sering cidera sampai mau putus asa. Saat jatuh di latihan pasti luka luka. Pada tahun 2018 saya memgalami cidera tulang belakang agak parah, itu bantalan tulang belakang itu bengkak hingga gak bisa jalan 3 minggu,” ujarnya.
Namun berkat dukungan dari orang orang di sekelilingnya, Yossy berhasil bangkit dan membuktikan bahwa karirnya belum selesai. Dia juga berkeinginan menjadi pemacu semangat bagi atlet atlet Kota Malang lainnya untuk terus berjuang.
Sedangkan Atjong Tio Purwanto, peraih medali emas cabor atletik PON XX Papua mengatakan bahwa cidera baginya bukan menjadi penghalang untuk terus berprestasi. Bahkan dia berhasil meraih medali itu dalam kondisi pemulihan cidera kaki.
Atjong mengaku mengalami retak di bagian tulang kaki kanan saat menabrak halang rintang di pertandingan tahun 2019. Meski begitu, dia tak pernah patah semangat dengan terus berlatih menggunakan tumpuan kaki kanan.
“Putus asa itu dosa, saya selalu berpikir positif. Semua yang terjadi itu sudah jalan yang diberikan Allah. Gak mungkin kalau kita sudah berusaha, Allah akan menenggelamkan kita. Kalau saya tak berjuang, mungkin saat ini saya tidak diposisi ini. Bahkan bisa berhenti berlari,” tuturnya.
Menurutnya, menekuni suatu hal tidak boleh setengah setengah. Melalui kerja keras dan penuh tanggungjawab, maka dipastikan hasilnya akan lebih optimal.
“Semua hal kalau ditekuni dengan serius maka akan menjadi sesuatu yang besar. Kalau kita sudah memulai sesuatu, selesaikan. Jangan setengah setengah. Kalau kita mengerjakan sesuatu tapi tidak tuntas itu tidak akan ada artinya,” jelasnya.
Pria yang juga sebagai anggota TNI aktif itu mengaku telah menekuni olahraga sejak duduk di bangku sekolah dasar. Kini berbagai medali kejuaraan tingkat nasional maupun internasional telah dia miliki.
“Saya tidak suka menargetkan diri saya sendiri, tapi saya suka memaksa diri saya di latihan. Jadi saat bertanding bukan menjadi beban tapi menjadi hal yang sangat menyenangkan karena itu yang saya tunggu,” ujarnya.
Peraih medali emas Sea Games 2017 itu mengaku seluruh capaiannya tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Dia juga mengaku dukungan tersebutlah yang menjadikan langkahnya lebih mudah.
“Doa orang orang yang mendukung saya menjadi motivasi yang mempermudah langkah saya. Saya juga gak mau mengecewakan mereka,” ucapnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Sujatmiko