MALANG, Tugumalang.id – Seni patchwork quilt cukup popular di berbagai negara di dunia. Namun, seni ini belum banyak dikenal di Indonesia, khususnya di Malang.
Patchwork quilt merupakan seni menggunakan potongan-potongan kain yang didesain sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah pola atau gambar. Seni ini biasanya diaplikasikan di selimut, taplak, sarung bantal, hiasan dinding, dan sebagainya.
Omah Quilting adalah salah satu UMKM di Kota Malang yang menjual produk-produk patchwork quilt, mulai dari gantungan kunci, tote bag, hingga satu set bed cover. Harga yang dibanderol pun beragam, mulai Rp 50 ribu hingga Rp 4,5 juta.
“Mulai dari pengerjaan, warna, dan bahan-bahannya nggak bisa sembarangan. Kami benar-benar memilih yang terbaik,” ujar Tiwuk Purwati, pemilik Omah Quilting saat ditemui di rumahnya belum lama ini.
BACA JUGA: Antusiasme Warga Malang Kurang, UMKM Craft Andalkan Medsos untuk Jaring Pelanggan dari Luar Kota
Menurut Tiwuk, Kota Malang masih belum banyak mengenal seni patchwork quilt. Banyak yang menganggap produknya terlalu mahal untuk barang yang terbuat dari kain. Padahal, ada sentuhan seni yang tidak dimiliki semua orang dalam pengerjaan patchwork quilt.
“Kalau di Malang sendiri memang peminatnya agak kurang ya, karena harganya nggak murah. Mungkin orang-orang di sini belum begitu paham. Dipikir alah gombal gini aja kok mahal,” kata Tiwuk.
Mengenalkan patchwork quilt di Malang
Sepinya peminat patchwork quilt di Malang tak membuat hati Tiwuk ciut. Di sela-sela menjalankan bisnisnya, Tiwuk juga ikut mengenalkan seni patchwork quilt ini kepada warga Malang.
Sejak tahun 2017, Tiwuk tergabung dalam komunitas Malang Patchwork Quilts (Mapa Quilts). Komunitas yang sudah berdiri sejak tahun 2016 ini mewadahi seniman patchwork quilt di Malang. Mereka saling berbagi ilmu dan menciptakan inovasi-inovasi baru. Di samping itu, mereka juga ruting menggelar pameran setiap dua tahun sekali.
“Teman-teman di Mapa Quilts punya brand sendiri-sendiri, kalau brand saya ya Omah Quilting ini,” tuturnya.
Selama lebih dari sepuluh tahun menekuni bisnis patchwork quilt di Malang, Tiwuk merasa masyarakat sudah semakin mengenal seni kriya ini. Ini tak lepas dari upaya Tiwuk dan anggota Mapa Quilts dalam mengenalkan seni patchwork quilt melalui pameran.
“Kami share undangannya kemana-mana di media sosial. Orang Malang jadi mulai mengerti, ternyata patchwork quilt bukan hanya di Jakarta atau Bandung saja. Di Malang juga ada,”
Selain Mapa Quilts, Tiwuk juga tergabung menjadi binaan Rumah BUMN Malang. Di sana, Tiwuk juga turut memberikan pelatihan dan berbagi ilmu dengan masyarakat, baik yang sudah memiliki usaha maupun yang akan membuka usaha.
Di rumah pun, Tiwuk turut mengenalkan seni patchwork quilt. Ia ikut memberdayakan perempuan-perempuan yang ada di sekitar rumahnya, terutama yang memiliki keterampilan menjahit. “Memang basic-nya (patchwork quilt) harus bisa jahit minimal dengan mesin,” kata Tiwuk.
Gaet pelanggan dari luar kota lewat media sosial
Sejak dirintis pada tahun 2012, Omah Quilting memiliki lebih banyak pelanggan dari luar Malang. Menurut Tiwuk, peminat patchwork quilt banyak berasal dari kota besar seperti Jakarta.
Oleh karenanya, ia menggunakan media sosial seperti Instagram dan Whatsapp untuk menggaet para pelanggan. Perlahan tapi pasti, peminat patchwork quilt semakin bertambah. Mereka mengenal produk-produknya melalui pameran dan pemasaran online.
“Awalnya pemasaran lewat mulut ke mulut, nitip sana nitip sini, ikut pameran sampai ke Jakarta,” kenang Tiwuk.
“Sekarang kami punya Instagram. Sedikit banyak ada pengaruhnya. Tapi kebanyakan yang tertarik lewat Instagram itu orang dari luar kota,” imbuhnya.
Ia juga berangan-angan memasarkan produknya melalui e-commerce, tapi untuk saat ini hal tersebut masih belum bisa terealisasi. Sebelumnya Tiwuk juga pernah bergabung dengan Indonesian Mall yang bekerja sama dengan BRI. Dari situ Tiwuk mendapatkan banyak pesanan dan banyak pelanggan.
Andalkan transfer bank untuk pembayaran
Pemesanan produk di Omah Quilting banyak dilakukan melalui media sosial, khususnya Whatsapp. Tak banyak pelanggan yang dating langsung ke rumah produksi Omah Quilting yang berada di Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Meski demikian, Tiwuk tak mempermasalahkan pemesanan secara online ini. Pembayaran bisa dilakukan melalui transfer bank. Tiwuk bisa mengecek dana yang masuk melalui aplikasi Brimo dari BRI.
“(Pelanggan) biasanya minta bikini yang seperti ini seperti itu. Terus mereka tinggal transfer,” kata Tiwuk.
Apabila sedang mengikuti pameran, Tiwuk selalu membawa QRIS yang ia dapat dari BRI. Menurutnya, saat ini banyak pelanggan yang menggunakan QRIS karena dinilai lebih praktis.
“QRIS saya keluarkan waktu pameran saja. Kalau tidak pameran, biasanya (pelanggan) bayar lewat transfer,” ujar Tiwuk.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: Jatmiko