Tugumalang.id – Universitas Islam Malang (Unisma) kembali menerima pertukaran mahasiswa (student exchange) merdeka. Tahun 2023 ini ada sebanyak 99 mahasiswa dari berbagai daerah dan kampus.
Kegiatan ini merupakan peluang emas bagi para mahasiswa yang mengikuti program ini dengan tujuan untuk menambah wawasan akademis dan keberagaman antar budaya. Program ini menjadi langkah nyata Unisma dalam mendukung pengembangan kemampuan setiap mahasiswa di tingkat global.
Erfan Efendi SPd., MPd, selaku DPL Unisma mengatakan bahwa program pertukaran mahasiswa merupakan bagian integral dari visi Unisma dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang berorientasi global.
Baca Juga: Unisma Malang Sambut 99 Mahasiswa Program PMM Inbound

Kegiatan ini, kata dia, dipercaya agar mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman yang lebih luas ketika mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di luar daerah. Program ini tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuan akademis saja akan tetapi juga dapat membentuk karakter dan keberagaman lintas budaya.
Mahasiswa diharapkan dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk mendalami ilmu di bidang akademis yang berbeda dan menjalin jejaring dengan mahasiswa dari berbagai daerah, salah satu tujuan program pertukaran mahasiswa ini agar mahasiswa itu bisa keluar dari daerahnya.
Mereka juga bisa mengenal akulturasi lintas budaya dan agar mereka dapat mengontrol dirinya ketika beradaptasi di lingkungan yang baru.
Baca Juga: Diundang Secara Khusus, Unisma Malang MoU Dengan Sejumlah Perguruan Tinggi Rusia

“Kita harus menyuarakan ini, kita harus jadi agent untuk menyebarkan keberagaman ini dan kerukunan ini kita harus menjadi pejuang di situ yang bertujuan untuk menyatukan Indonesia,“ ungkap Erfan Efendi.
Dalam upaya meningkatkan partisipasi. Program ini memberikan fasilitas yang memadai untuk mendukung mahasiswa yang ingin mengikuti program pertukaran mahasiswa ini. Fasilitas yang diberikan mencakup biaya pendidikan, akomodasi, dan dana saku selama masa pertukaran berlangsung.
“Pertukaran mahasiswa ini bukan hanya tentang mengikuti kegiatan perkuliahan di kampus tujuan yang ada di luar daerah, akan tetapi juga tentang memahami dan menghargai keberagaman yang ada,” kata sosok yang pernah aktif di pers kampus itu.
Selain mengikuti kegiataan di dalam kampus, mahasiswa juga melakukan kegiatan di luar kampus setiap wekeendnya biasanya kegiatan ini meliputi kunjungan ke berbagai tempat kebudayaan. Tidak hanya itu, mereka juga melakukan kontribusi kegiatan sosial di suatu daerah selama beberapa hari selama satu semester saat mengikuti program ini.
Universitas Islam Malang (Unisma), kata Erfan sapaan akrabnya, mengelola program ini sudah sesuai SOP yang dibuat oleh pemerintah. Dengan penerimaan mahasiswa yang akan dibentuk menjadi beberapa kelas.
“Masing-masing kelas dibentuk ketua dan wakil ketua guna mengkoordinasi program ini yang berisi 25 mahasiswa setiap kelasnya dan masing-masing kelas terdapat dosen pembimbing lapangannya,” kata pria yang juga dosen di FEB Unisma itu.
Program ini diharapkan tidak hanya menjadi tonggak bersejarah bagi pengembangan pendidikan tinggi di Unisma, tetapi juga membuka pintu untuk kolaborasi lebih lanjut di tingkat global guna untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Penulis: Chisma Haryati Kartika (Magang)
Editor: Herlianto. A