Malang, tugumalang.id – Elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto menjadi calon presiden (Capres) mendominasi dalam hasil survei yang dilakukan Pusat Studi Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama September 2023.
Ganjar menjadi capres terunggul di Jawa Timur dalam simulasi 3 calon atas Prabowo dan Anies Baswedan. Sedangkan Prabowo menjadi jawara dalam simulasi 2 calon atau head to head.
Ganjar Pranowo yang diusung PDIP dan PPP memimpin dengan perolehan 42,8 persen dalam simulasi 3 calon presiden. Namun ketika diadu secara head to head di putaran kedua, Prabowo menjadi jawara dengan perolehan 50,7 persen atas Ganjar sebesar 47,4 persen.
“Jadi, bisa dibilang, saat putaran kedua apabila bertemu, maka Prabowo lebih unggul atas Ganjar di Jatim,” kata Ruli Inayah Ramadhoan, S.Sos, M.Si, Koordinator Tim Survei Pusat Studi Ilmu Politik UMM pada Rabu (18/10/2023).
Baca Juga: Survei Pusat Studi Ilmu Politik UMM: Mahfud MD Jadi Cawapres Favorit di Jatim
Ruli menyampaikan bahwa survei yang dilakukan Pusat Studi Ilmu Politik UMM di Jawa Timur itu mengambil responden sebanyak 1.000 orang. Survei penelitian ilmiah independen yang didanai secara mandiri oleh UMM itu menurutnya dilakukan selama September 2023 dengan sampling error sebesar 3,1 persen.
Dari data survei itu, Ganjar Pranowo menjadi capres pilihan terfavorit di Jatim dengan perolehan 37,4 persen. Kemudian di susul Prabowo Subianto sebesar 34,1 persen dan Anies Baswedan 16,1 persen.
Perolehan Prabowo tampak menurun dibandingkan dengan hasil survei yang dilakukan sebelumnya yakni pada Juli 2023. Pemilih Prabowo tergerus oleh pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang mendeklarasikan diri lebih awal.
Jika digali lebih detail menggunakan indikator wilayah aglomerasi kultural, maka Ganjar unggul di wilayah Mataraman (54,6 persen) dan Arek (47,9 persen). Kemudian, Prabowo unggul di Tapal Kuda (47,6 persen) dan Pantura (41,5 persen). Sedangkan, Anies unggul di Madura (47,5 persen).
“Ganjar populer di kalangan santri dengan 38,8 persen. Lalu, di kalangan non santri, Ganjar pun kembali unggul dengan 43,3 persen,” papar Ruli.
Kemudian berdasarkan indikator generasi, ternyata Baby Boomers (59-85 tahun) dan Gen-Z (17-26 tahun) paling banyak memilih Prabowo dengan angka 41,3 persen dan 45,6 persen.
“Mayoritas responden kami sebanyak 75,8 persen berafiliasi dengan ormas NU. Kemudian Muhammadiyah 3,2 persen, non afiliasi 20,1 persen, sisanya beberapa ormas lain rata-rata nol koma sekian persen,” lanjutnya.
Sesuai dengan data yang didapatkan di lapangan, 41,6 persen responden yang berafiliasi dengan NU cenderung memilih Ganjar. Kemudian diikuti Prabowo pada urutan kedua dengan 39,3 persen dan Anies pada urutan ketiga dengan 18,2 persen.
Sedangkan di Muhammadiyah, selisihnya sangat tipis. Ketat di antara ketiga calon. Ganjar memimpin dengan 34,4 persen, lalu Prabowo dan Anies berimbang dengan sama sama 31,3 persen.
“Tadi pagi tadi PDIP telah mengumumkan Mahfud MD sebagai pasangan cawapres mendampingin Ganjar. Nah, kami juga sudah membuat simulasi itu dan Mahfud merupakan tokoh yang berdasarkan survei kami paling tinggi dipilih responden di Jawa Timur,” ujarnya.
Menurutnya, Mahfud menjadi cawapres favorit di Jatim dengan angka 19,4 persen, unggul atas Khofifah yang berada di urutan kedua (14,5 persen). Sedangkan, Muhaimin yang merupakan cawapres dari Anies Baswedan berada di urutan kelima (10,9 persen).
Selain itu, dalam simulasi tiga pasangan capres-cawapres, Ganjar-Mahfud memimpin dengan 42,7 persen. Lalu Prabowo-Khofifah (36,3 persen), dan terakhir Anies-Muhaimin (19,7 persen).
Pasangan Ganjar-Mahfud berdasarkan wilayah aglomerasi kultural unggul di wilayah Arek dengan 48,8 persen dan Mataraman (55 persen). Di wilayah Tapal Kuda dan Pantura mereka berada di bawah Prabowo-Khofifah, sedangkan di Madura, mereka paling sedikit didukung (17,5 persen).
“Mahfud memang berasal dari Madura, tapi di daerah tersebut dikuasai Anies-Muhaimin dengan 47,5 persen. Lalu Prabowo-Khofifah (35 persen). Di Madura memang ketika dilakukan survei cawapres, Muhaimin lebih tinggi ketimbang Mahfud,” kata dia.
Sementara itu, Pusat Studi Ilmu Politik UMM juga melakukan survei untuk mengetahui seberapa besar daya endorse Presiden Joko Widodo terhadap pasangan capres-cawapres.
“Masyarakat di Jatim menilai arahan Jokowi tidak mempengaruhi mereka. Sama halnya dengan pilihan Parpol juga tidak benar benar sejalan dengan pilihan masyarakat Jatim akan pasangan capres-cawapres,” ungkapnya.
Sebanyak 53,9 persen responden menyatakan bahwa arahan atau dukungan dari Jokowi tidak berpengaruh. Bahkan, ada 9 persen yang menyatakan sama sekali tidak berpengaruh. Sedangkan yang menilai berpengaruh berada di angka 28 persen.
Rektor UMM, Prof Fauzan menyampaikan bahwa survei yang berfokus pada responden di Jatim itu merupakan kontribusi UMM dalam mewujudkan tanggungjawab moral di bidang pendidikan untuk memberikan edukasi atau wawasan bagi masyarakat.
“Kami tidak punya kepentingan apapun kecuali edukasi. Sama sekali ini bukan pesanan, ini semata mata untuk edukasi. Ini akan kami lakukan terus sesuai intensitas suhu atau isu yang berkembang,” tuturnya.
Menurutnya, isu politik akan terus berkembang apalagi memasuki jelang atau saat masa pendaftaran capres-cawapres. Dia mengatakan bahwa kehadiran Mahfud MD sebagai cawapres telah menjadi bagian dari perkembangan dinamika isu politik.
“Pak Mahfud MD yang bergandengan dengan Ganjar ini kan sebetulnya estimasi. Kebetulan ada di survei ini. Kami membaca perkembangan isu isu politik yang ada,” ujarnya.
“Mudah mudahan survei ini menjadi wawasan, tentu ini perlu dikembangkan agar survei berbasis data yang dilakukan Pusat Studi Ilmu Politik UMM ini menjadi nilai tambah yang bermanfaat,” tandasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko