MALANG, Tugumalang.id – Di zaman sekarang yang serba cepat mempengaruhi gaya kehidupan setiap individu. Seringkali kita dituntut untuk lebih cepat dalam segala hal sekaligus menjaga kewarasan diri. Istilah slow living dan fast living ada karena perkembangan tren gaya hidup yang terjadi pada masyarakat modern, terlebih adanya media sosial yang menyebabkan penyebaran informasi lebih cepat.
Lalu apa itu sebenarnya slow living dan fast living? Apa saja kelebihan dan kekurangannya? Mari kita bahas pada artikel di bawah ini.
Slow living
Slow living adalah jenis gaya hidup yang lebih santai dan fokus pada kualitas dan makna hidup. Terdapat ciri khas bagi pelaku slow living ini, di antaranya:
Hidup sederhana: Pelaku slow living tidak berlebihan dalam hidupnya, namun juga tidak kurang. Mereka cenderung fokus pada kegiatan ataupun barang yang benar-benar penting.
Menghargai waktu: Dengan gaya hidup slow living, pelaku akan mengalokasikan waktu sebaik mungkin dengan kegiatan yang menyenangkan dan bermakna.
Memaknai kehidupan: Pelaku slow living selalu memaknai kejadian yang ada pada kehidupan, mereka percaya bahwa setiap kejadian ada hikmah dan maknanya tersendiri.
Baca Juga: Lakukan 5 Gaya Hidup Sehat Ini agar Tetap Bugar di Usia Tua
Kelebihan slow living
Stres berkurang
Ritme kehidupan yang cenderung santai dan tidak terburu-buru meminimalisir terjadinya stres.
Kualitas hidup meningkat
Individu yang menerapkan slow living akan lebih fokus kepada kualitas kehidupan seperti kesehatan mental, kesehatan tubuh, spiritual dan lain-lainnya.
Hubungan sosial yang kuat
Pelaku slow living akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat dan tersayang sehingga akan hubungan emosional dapat terbangun.
Kekurangan slow living
Produktivitas menurun
Menerapkan gaya hidup slow living bukan berarti tidak produktif, akan tetapi berfokus kepada menikmati setiap proses yang sedang dijalani, tidak dengan memaksakan kemampuan diri hingga tidak ada waktu untuk diri sendiri, keluarga dan orang-orang sekitar.
Anggapan kurang kompetitif
Melihat dunia saat ini yang sangat kompetitif untuk bertahan hidup, pelaku slow living dianggap kurang kompetitif. Nyatanya pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar, pelaku slow living memiliki fokus berkompetisi dengan dirinya sendiri untuk menjadi versinya yang terbaik.
Baca Juga: Clean Eating, Tren Gaya Hidup Sehat yang Semakin Diminati Masyarakat Modern
Fast living
Berbeda dengan slow living, fast living lebih menekankan pada efisiensi produktivitas, dan pencapaian tujuan pada kehidupan. Terdapat beberapa ciri khas perilaku bagi pelaku gaya hidup fast living ini, diantaranya sebagai berikut:
Rutinitas padat
Pelaku gaya hidup fast living memiliki jadwal yang padat, baik itu kegiatan sosial ataupun pekerjaan. Pada kasus tertentu, pelaku fast living dapat mengalami hustle culture. Hustle culture adalah kondisi dimana seseorang over produktif dan bekerja terlalu keras sehingga tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri.
Fokus pada prestasi dan tujuan
Pencapaian karir dan prestasi menjadi prioritas bagi pemilik gaya hidup fast living. Ia akan mengusahakan dan berusaha sangat keras untuk mencapai goals yang dia inginkan.
Pemanfaatan teknologi
Teknologi akan digunakan secara maksimal untuk efisiensi produktivitas pelaku fast living.
Kelebihan fast living
Kemampuan adaptasi yang cepat
Di zaman sekarang kita dituntut untuk mudah beradaptasi, khususnya dalam penggunaan teknologi. Orang-orang yang menjalani fast living dapat dengan mudah beradaptasi terhadap perubahan.
Kompetitif dengan orang lain
Berbeda dengan fokus slow living yang berkompetisi dengan diri sendiri, pelaku fast living akan cenderung untuk berkompetisi untuk mengejar karir dan prestasi.
Peluang lebih banyak
Ritme gaya hidup yang lebih cepat daripada slow living akan membuka banyak peluang baru yang dapat dimanfaatkan. Hal ini juga dipengaruhi oleh kemampuan pelaku fast living dalam mengambil keputusan yang cepat.
Kekurangan fast living
Mudah stress
Dengan ritme kehidupan yang cepat, ditambah dengan pekerjaan dan karir yang perlu dikejar, orang-orang fast living sangat mudah mengalami stres. Hal ini tentu dipengaruhi oleh tekanan dan jadwal yang padat sehingga memicu stres tinggi.
Kurangnya waktu untuk diri sendiri
Orang-orang fast living lebih fokus kepada capaian prestasi dan tujuan mereka sehingga tidak memiliki waktu untuk sendiri, baik untuk sekedar beristirahat ataupun bersantai menikmati jerih payah.
Seringkali kesehatan terabaikan
Tidak semua pelaku fast living mengabaikan kesehatannya. Akan tetapi, mengabaikan kesehatan mungkin lebih banyak terjadi pada pelaku fast living daripada slow living. Fokus yang lebih mengarah kepada capaian dan prestasi, seringkali mereka mengabaikan tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Demikian penjelasan antara slow living dan fast living, sekiranya mana yang lebih cocok dan lebih baik menurut kamu?. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tapi yang menjadi poin penting adalah bagaimana kita hidup seimbang, dengan tetap berjuang meraih tujuan kehidupan sekaligus tetap bersyukur dan menikmati proses. Jangan sampai mengorbankan kesehatan dan mental hanya untuk ambisi, sebaliknya jangan mengorbankan prestasi hanya karena terlalu bersantai menikmati hidup.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis : Arievka Najma Muchreyza
Redaktur: jatmiko
Redaktur: jatmiko