MALANG, Tugumalang.id – Pihak sekolah yang ada di Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang tempat korban yang terkena sayatan cutter menimba ilmu akan terus mengupayakan agar kasus ini berakhir damai. Namun, untuk saat ini, pihak keluarga korban menolak penyelesaian secara kekeluargaan dan telah melaporkan kasus ini ke polisi.
Hal ini diungkapkan kepala sekolah tersebut, MM kepada awak media. Ia mengatakan bahwa dirinya bersedia menanggung semua biaya pengobatan korban dan akan terus mengupayakan agar keluarga korban mau menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan.
“Saya sebagai kepala sekolah sudah ke pihak korban untuk meminta maaf dan juga meminta untuk diproses secara kekeluargaan. Semua biaya akan saya tanggung. (Kami) berusaha terus seperti itu. Semoga (pihak korban) mau,” ujar MM saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (1/11/2023).
Baca Juga: Diduga Terlibat Perkelahian, Siswa SD di Dau Penuh Luka Sayatan di Wajah
Ia juga menyangkal informasi bahwa terjadi pengeroyokan ataupun penganiayaan yang menyebabkan korban terluka. Berdasarkan informasi yang ia terima dari para saksi, korban dan terlapor terlibat cekcok mulut yang kemudian berakhir dengan korban tersayat cutter.
“Ada beberapa wali murid yang saya tanyai dan juga ada beberapa anak. Tidak ada pengeroyokan sama sekali,” tegas MM.
Peristiwa tersebut terjadi saat jam pulang sekolah. Menurut MM, baik korban dan terlapor telah berada di luar lingkungan sekolah. Pada saat itu, sekolah sudah dalam keadaan sepi dan hanya ada sekitar 10 murid saja yang masih ada di dalam.
“Sudah tidak di bawah pemantauan kami karena sudah di luar lembaga dan sudah jam pulang,” kata MM.
Ia mendapat informasi terjadinya penyayatan itu dari wali murid yang sedang menjemput anaknya. Begitu MM dan pihak sekolah menuju ke lokasi kejadian, sudah tidak ada apa-apa.
“Ketika ada laporan seperti itu, kami datang (ke lokasi), sudah nggak ada kejadian apapun. Terus saya langsung mengunjungi korban,” ujar MM.
Pihak terlapor merupakan kakak kelas korban yang tinggal di pondok pesantren, sementara orang tuanya tinggal di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Untuk saat ini, terlapor masih masuk sekolah seperti biasa dan pihak sekolah belum menentukan langkah yang akan diambil selain mengupayakan jalur kekeluargaan.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko