MALANG, Tugumalang.id – Hilmi Fajar Budiman, 20, tengah bersiap untuk bekerja di Kota Saitama, Jepang, di bidang konstruksi dalam waktu dekat ini. Sebagai persiapan, dia bersama belasan peserta lainnya mengikuti serangkaian pelatihan di Kampus Fakultas Vokasi UMM, Rabu (24/4/2024).
“Insyaallah bulan Juli 2024 saya akan berangkat ke Jepang,” kata Hilmi memulai percakapan dengan optimis.
Alumnus SMA Nasional Malang itu bertekad mendaftar Training Center (TC) Fakultas Vokasi UMM setelah mendapat nasehat dan wawasan dari sang kakek. Tanpa berpikir panjang, Hilmi langsung mendaftar di tahun 2023 hingga mengikuti tahapan-tahapan pelatihan yang diberikan.
Baca Juga: Dikunjungi Ditjen Vokasi, Fakultas Vokasi UMM Jadi Tolak Ukur Praktik Baik di Indonesia

Targetnya ada dua, sukses secara finansial sehingga bisa membahagiakan orangtua dan bisa mencari suasana baru di negeri tetangga.
“Awalnya direkomenasikan oleh mbah (kakek) karena pernah bekerja di Jepang. Kemudian saya ingin. Lalu dikenalkanlah dengan TC Vokasi UMM ini, ikut seminar, seleksi, lolos. Ini sedang proses pelatihan,” jelas Hilmi.
Selama berada di TC, Hilmi banyak belajar bahasa Jepang, latihan mental, fisik dan disiplin. Sedangkan saat pembekalan dan pelatihan di bengkel Vokasi UMM, ia diajari praktik langsung.
Mulai dari teknik keselamatan dalam bidang konstruksi, membuat bekisting sesuai standar di Jepang hingga melakukan komunikasi langsung dalam bahasa Jepang.

“Jadi suasananya benar-benar seperti (bekerja) di Jepang. Senang. Cuma kendalanya, kalau kita nggak fokus, nggak mengikuti kegiatan secara intensif, sedikit sulit,” sambungnya.
Ada sekitar 19 peserta yang ikut pelatihan di kampus bak bengkel praktik itu, termasuk Hilmi. Sebagian fokus menggergaji kayu, mempelajari konsep bangunan, sebagian lagi sibuk bekerja sama menyusun kerangka bekisting.
Mereka menyebar berdasarkan instruksi dua pengajar asal Jepang dan satu pengajar dari Vietnam. Para pengajar ini merupakan tenaga profesional yang secara khusus dihadirkan oleh TC Fakultas Vokasi UMM bersama PT OS Selnajaya.
Menariknya, semua alat dan material yang digunakan dalam proses pelatihan didatangkan langsung dari Jepang. Mereka juga mengenakan full harness lengkap dengan standar keamanannya.
Tujuannya, untuk mendekatkan siswa dengan kondisi di lapangan. Terutama, dengan standar keterampilan, kebutuhan dan keamanan pekerja konstruksi di Negeri Sakura itu.
Salah satu pengajar sekaligus trainer dari PT OS Selnajaya, Deswandi menuturkan, 19 peserta ini akan disebar ke 6 perusahaan berbeda. Ada yang terletak di Tokyo, Nagashaki, dan lainnya. Sebab itu, mereka akan diberangkatkan secara bertahap. Mulai di bulan Mei, Juni hingga Juli, sesuai dengan visa masing-masing.
Selain ditempa berbagai hard skill dan soft skill, para peserta juga dibekali dengan sertifikasi sesuai bidang konstruksi di Jepang.
“Setelah praktik ini juga ada pelatihan seperti menggunakan peralatan sehingga mereka juga punya sertifikasi pengesahan yang sah dan bisa langsung bekerja. Karena di Jepang itu sangat detail. Misal menggunakan alat pemotong gergaji itu harus ada izinnya,” tegas dia.
Senada, trainer asal Vietnam bernama Nguyen Duy vu menilai seluruh peserta punya semangat untuk belajar. Diakui pria yang juga perwakilan Asosiasi Bekisting asal Jepang ini, bahwa materi bekisting terbilang sulit.
“Memang semua anak-anak pemula tapi mereka punya semangat yang tinggi untuk bisa melakukan pekerjaan ini,” tukasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A