Tugumalang.id – Di tengah upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah, ada solusi kreatif bagi setiap rumah tangga untuk mengurangi timbunan sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Salah satu solusi tersebut adalah dengan mengubah sampah dapur menjadi pupuk kompos yang berguna untuk kegiatan pertanian. Bagaimana caranya? Caranya sangat mudah.
Mula-mula pisahkan sampah organik dan anorganik. Saampah dapur seperti sisa makanan, sayuran yang tidak terpakai, kulit buah, serta dedaunan adalah jenis sampah organik yang dapat dijadikan bahan baku produksi pupuk kompos. Sementara plastik, bungkus jajan, dst. adalah anoganis yang bisa dibuang ke TPA.
Baca Juga: Cepat Ngantuk saat Baca Buku? Coba 5 Tips Ini
Dalam proses pengomposan, sampah dapur organik dicampur dengan bahan yang mengandung karbon seperti daun kering, serbuk gergaji, atau jerami. Setelah dicampur, proses penguraian berlangsung dengan bantuan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan cacing tanah.
Selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan, sampah dapur tersebut akan mengalami perubahan menjadi pupuk kompos yang kaya akan nutrisi. Nah, setelah jadi tinggal digunakan untuk pemupukan seperti tanman cabe, straberri, dan jenis sayur-sayuran lainnya di rumah.
Baca Juga: 8 Tips Ini Membantu Kamu Mengontrol Emosi
Pupuk organik ini, selain meningkatkan kesuburan tanah, juga membantu mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan. Pupuk kompos dari sampah dapur bisa menghasilkan hasil panen yang lebih segar dan sehat.
Dengan memanfaatkan sampah dapur untuk dijadikan pupuk kompos, kita tidak hanya ikut serta mengurangi volume sampah yang kini menjadi persoalan dunia, tetapi juga turut berkontribusi terhadap lingkungan yang lebih baik. Mulailah melestarikan lingkungan dari rumah tangga kita sendiri.
Penulis: Amir Hamzah (Magang)
Editor: Herlianto. A