Tugumalang.id – Universitas Negeri Malang berhasil mengembangkan pengelolaan limbah cair laudry. Pengembangan ini melalui suatu penelitian kolaboratif antara UM dengan Ramkhamhaeng University, Thailand.
Riset ini berangkat dari fajta bahwa pertambahan penduduk di dunia berdampak pada kebutuhan domestik seperti kebutuhan mencuci pakaian. Maraknya jasa mencuci baju atau “laundry” yang khususnya di daerah padat penduduk seperti perguruan tinggi.
Apabila dibiarkan tanpa pengolahan dapat mengakibatkan turunnya kualitas tanah dan air pada daerah tersebut. Dikutip dari laman Investor.id bahwa sebagai bagian dari negara ASEAN, bisnis laundry di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 50% dari tahun 2021 sampai 2022.
Baca Juga: Kuatkan Energi Terbarukan, UM Malang Gelar Konferensi Internasional
Sedangkan di Negara Thailand, berdasarkan CAGR Tahun 2023-2026 diperkirakan usaha laundry di Thailand akan meningkat sebesar 2.36% setiap tahun.
Dengan Hibah dari Dana Internal Universitas Negeri Malang, tim peneliti dari Fakultas Ilmu Keolahragaan UM berinovasi untuk melakukan pengembangan model filtrasi limbah laundry.
Penelitian ini diketuai oleh Assoc. Prof. Dr. Sapto Adi, M.Kes dan beranggotakan Nurnaningsih Herya Ulfah, S.K.M., M.Kes., Ph.D., Mika Vernicia Humairo, S.K.M., M.P.H.
Kemudian didukung oleh mahasiswa dari Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat yaitu Melati Nastiti Ningrum, Shohifatul Ilma, Sherly Dia Lumitasari, Puspa Meisya Dini. Juga menggandeng kolaborator dari Faculty of Public Health Ramkhamhaeng University di antaranya yaitu Assist. Prof.
Chakkrit Sela, Assist. Prof. Mongkol Ratcha Ph.D, Assist. Prof. Anu Surach, Ph.D.
Baca Juga: Melalui ‘Busy Book’, Dosen UM Edukasi Kesehatan Reproduksi pada Anak Usia Dini
Penelitian ini berhasil mengembangkan dan menyusun material yang mampu menyaring beberapa kandungan kontaminasi pada air limbah laundry. Pengembangan filter ini memanfaatkan penggabungan adsorben arang aktif, zeolit, silika,, kapas, ijuk, dan pasir hitam dengan komposisi disesuaikan dengan 1 siklus model filter.
Meskipun belum sempurna, penelitian pengembangan yang melibatkan 10 laundry di Malang, Indonesia dan 3 laundry di Bang kapi, Thailand ini berhasil menurunkan kontaminasi pada limbah air laundry seperti Nitrogen, BOD, COD, Amoniak, Kekeruhan, dan TDS.
Adapun tindak lanjut dari pengembangan ini, para peneliti masih harus melakukan research kembali mengenai jenis inovasi dari material yang sudah terbukti menurunkan kontaminan dalam bentuk rancangan alat dan sistem model yang lebih implementatif dapat digunakan pada industri laundry dengan mempertimbangkan kapasitas air limbah yang dihasilkan pada setiap proses pemakaian mesin cuci.
Editor: Herlianto. A