Oleh: Alik Ramadani*
Tugumalang.id – “Aku siapa? Aku itu orangnya bagaimana? Apa yang harus aku lakukan? Kemana aku harus berjalan? Inilah sedertet pertanyaan yang sering terlintas, khususnya di pikiran remaja. Menemukan jawaban atas pertanyaan ini berarti menemukan identitas diri.
Remaja adalah fase perpindahan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Masa ini ditandai dengan perubahan besar. Salah satunya yang khas dan krusial adalah tuntutan untuk pencarian dan pembentukan identitas diri (self identity).
Self identity merupakan gambaran diri yang tersusun dari banyak bagian yang sering menjadi renungan. Menurut Erik Erikson, seorang psikolog asal Jerman, seorang remaja akan mengalami krisis identity versus identity confusion. Yaitu suatu keadaan pencarian akan identitas diri. Jadi self identity tidak terbentuk begitu saja melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya:
1. Lingkungan Sosial
Remaja tumbuh dan berkembang di awali dalam lingkungan keluarga, tetangga dan teman sebayanya. Semua lingkungan ini sedikit banyak akan mempengaruhi identitas diri seorang remaja.
2. Kelompok Acuan (Reference Group)
Kelompok acuan ialah kelompok yang terbentuk pada remaja, misalnya kelompok agama ataupun kelompok yang memiliki minat yang sama. Dengan adanya kelompok tersebut remaja memperoleh nilai maupun peran yang dapat menjadi contoh bagi dirinya.
3. Tokoh Idola
Remaja biasanya akan terinspirasi dari orang-orang terdekat misalnya sahabat, guru, saudara, ataupun orang yang mereka kagumi. Melalui tokoh-tokoh ini remaja akan melihat nilai-nilai atau pandangan sebagai sumber dari nilai yang akan ditekuni.
Kemudian, pertanyaannya bagaimana menemukan identitas diri? Ternyata ada beberapa jawaban atas pertanyaan ini di antaranya:
1. Membuka Pemikiran
Hal yang pertama yang harus kita lakukan adalah mau untuk membuka pikiran terhadap banyak kemungkinan di sekitar kita. Coba lihat dari berbagai perspektif dan temukan insight dari itu semua.
2. Berkomunikasi
Mulai cari teman baik, orang yang nyaman diajak ngobrol, atau mentor yang bisa kita ajak diskusi mengenai masalah ini. Hal ini akan jauh lebih membantu pikiran kita agar semakin jelas.
3. Refleksi
Refleksikan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan dengan selalu bertanya “mengapa” pada diri sendiri. Dengan begitu, kita akan lebih bisa mendalami diri sendiri.
*Penulis adalah member Pondok Inspirasi
Editor : Herlianto. A