Tugumalang.id – Tercatat suplai air pada 4.954 rumah di Kota Malang terganggu pada Kamis (1/9/2022). Hal ini karena pipa air di wilayah Pulungdowo, Kabupaten Malang, kembali bocor.
Ribuan rumah yang tersebar di lima kelurahan yakni Kelurahan Buring, Kelurahan Kedungkandang, Kelurahan Wonokoyo, Kelurahan Tlogowaru, dan Kelurahan Arjowinangun, itu kesulitan air. Maka, tangki air keliling disalurkan ke rumah warga terdampak kebocoran.
Kepala Perumda Tugu Tirta Kota Malang, M Nor Muhlas mengatakan bahwa pipa air di Pulungdowo memang kerap kali mengalami kebocoran.
Dia menilai kekuatan pipa tersebut memang sudah mengalami penurunan sejak beberap tahun terakhir. “Namun kami telah melakukan tindakan perbaikan. Kami targetkan hari ini selesai, normalisasi mungkin sampai dini hari nanti,” katanya.
Dia menjelaskan, persoalan utama pipa di Pulungdowo sepanjang 15 kilometer itu memang ada di kualitasnya yang telah mengalami penurunan.
Sementara itu, pihaknya tak bisa melakukan penggantian pipa tersebut lantaran terkendala aturan. Pihaknya hanya bisa memanfaatkan dan memelihara saja, namun tak bisa mengganti pipa.
Menurutnya, penganggaran pergantian pipa itu harus melalui APBN lantaran merupakan pipa milik pemerintah pusat. Sedangkan Perumda Tugu Tirta Kota Malang hanya menerima hibah kelola manfaat dan belum hibah aset.
“Kalau diberikan hibah asetpun, tentu kami akan berpikir panjang. Karena kami diserahi sesuatu (pipa) yang bermasalah. Kondisi pipa itu dulu sudah diprediksi akan pecah pada 2019,” ungkapnya.
“Kerusakannya itu ada di pipanya yang tiba-tiba pecah. Kondisi pipanya secara klinis dan teknis sudah pada posisi tidak layak. Kami sebetulnya sudah tau kalau pipa itu tidak aman, kami sudah mendeteksinya,” imbuhnya.
Pihaknya juga mengaku sulit melakukan perawatan lantaran pipa itu tertanam sekitar tiga meter di bawah tanah. Untuk itu, identifikasi mendetail terhadap setiap bagian pipa akan mustahil dilakukan.
Dia mengaku telah mengajukan kepada Kementerian PUPR agar pipa sepanjang 15 kilometer tersebut bisa diganti. Sementara yang diganti hanya sekitar 3,7 kilometer dan tak ada lagi tindakan penggantian di titik lain. “Yang pecah itu pipa yang belum diganti,” ucapnya.
Sementara itu, beberapa wilayah di Kota Malang memiliki selisih ketinggian yang cukup ekstrem dengan pipa Pulungdowo yakni sekitar 240 meter. Sehingga menurutnya, tak heran jika wilayah-wilayah tersebut terkadang debit airnya rendah.
Untuk itu, kini pihaknya tengah menyiapkan langkah antisipasi agar wilayah terdampak pipa pecah di Pulungdowo bisa teratasi. Salah satunya dengan membangun tandon-tandon air baru dari sumur bor baru sebagai backup.
Namun menurutnya, tandon baru tersebut masih memerlukan instalasi mulai pompa air, filter, hingga perpipaan untuk bisa mendistribusikan air ke wilayah-wilayah terdampak.
Dia mengatakan, memang harus menggunakan instalasi baru untuk merealisasikan hal tersebut. “Target kami tentu secepatnya, namun itu perlu proses. Namun ini sudah kami proses,” ujarnya.
“Namun kami tetap menekan Kementerian PUPR untuk bisa segera merealisasikan pengajuan kami soal penggantian pipa di Pulungdowo,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti