Tugumalang.id – Arema FC menyatakan bakal mempertimbangkan desakan membubarkan klub pasca kericuhan di Kandang Singa beberapa waktu lalu. Kini, pernyataan itu menarik perhatian berbagai pihak dan menjadi perbincangan khalayak ramai.
Pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali, yang juga sebagai Koordinator Save Our Soccer menilai bahwa pernyataan tersebut hanya sebagai diplomasi dalam mencari simpati Aremania dan pecinta sepak bola Indonesia.
“Saya melihat itu hanya untuk mencari simpati. Tidak serius lah, 99 persen saya katakan tidak serius. Itu cuma diplomasi untuk mencari simpati publik Aremania terkait masa depan Arema,” katanya.
Menurutnya, pendukung Arema FC tentunya berpotensi akan bereaksi untuk memberikan dukungan agar klub tidak dibubarkan pasca menajemen memberikan pernyataan bakal mempertimbangkan pembubaran klub.
Terlebih saat ini, Akmal mengatakan bahwa kondisi Arema FC tampak tidak baik-baik saja. Mulai belum mendapatkan homebase, kalah secara beruntun hingga diterpa kekecewaan dari pendukungnya.
“Arema kan punya Iwan Budianto, tapi selama Tragedi Kanjuruhan enggak pernah memunculkan batang hidungnya. Sekarang semua diwakili komisaris. Ini kan menggambarkan di kubu manajemen sedang dalam situasi serba salah kan,” paparnya.
“Mau muncul takut, sementara Aremania butuh perhatian mereka. Sejauh ini, sejak Gilang mundur dari Arema kan enggak ada lagi sosok yang dipercayai di tubuh Arema,” imbuhnya.
Akmal mengatakan bahwa sanksi yang diberikan Komdis PSSI kepada Arema FC pasca Tragedi Kanjuruhan sejatinya terbilang ringan. Dia menilai bahwa keberadaan sosok Iwan Budianto di tubuh PSSI cukup membantu meringankan sanksi Arema FC.
“Harusnya di WO saja sesuai regulasi. Ini berkat kuatnya IB di PSSI dan sangat berpengaruh sekali. Arema sangat diuntungkan dengan kondisi saat ini meski mereka dirundung duka Tragedi Kanjuruhan,” ujarnya.
“Kalau pun mau membubarkan diri, saya pikir itu by desain. Kan enggak ada degradasi, ngapain juga ngelanjutin pertandingan. Arema ya tetep ada, orang enggak ada degradasi,” tambahnya.
Akmal juga mengatakan bahwa pernyataan bakal mempertimbangkan pembubaran klub merupakan strategi mencari simpati agar bisa mendapatkan home base.
“Arema sekarang kan enggak diterima di mana-mana. Dengan pernyataan itu bisa jadi menjadi peluru mereka untuk bisa lanjut karena akan mendapat empati,” paparnya.
Terkait demo berujung ricuh di Kandang Singa, Akmal mengatakan bahwa massa aksi hanya butuh dukungan moral dan perhatian dari manajemen Arema.
“Utamanya mungkin bantuan hukum terkait sidang yang sedang dijalankan di PN Surabaya. Itu kan enggak ada juga,” tuturnya.
Menurutnya, Iwan Budianto harus segera turun tangan dan menyapa pendukung Arema dan masyarakat di Malang. Dia berpandangan bahwa Arema akan terus mendapat penolakan jika Iwan Budianto tak segera muncul.
“Pernyataan mundur itu hanya wacana untuk cari simpati dan itu tidak mungkin terjadi. Arema dipersatukan saja enggak mau malah mau membubarkan diri, enggak mungkin,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A