MALANG – Sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Malang turun menjadi level 2, beberapa kampus sudah memulai perkuliahan tatap muka (PTM) terbatas. Termasuk Universitas Gajayana (Uniga) Malang.
Kendati demikian, pihak kampus tetap mengacu pada aturan menteri, instruksi wali kota yang ditegaskan melalui edaran rektor untuk mematuhi beberapa persyaratan sebelum perkuliahan dengan sistem blended ini dimulai.
Hal tersebut dijabarkan oleh Wakil Rektor II Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Uniga, Dr Djuni Farhan MSi kepada Tugumalang.id, Rabu (27/10/2021).
“Perkuliahan tatap muka terbatas ini sudah diatur sedemikian rupa. Hanya diperuntukkan untuk tahun angkatan 2021 dan 2020, dengan pertimbangan mereka sudah divaksin dua kali, menerapkan protokol kesehatan, sampai pada pembatasan jumlah mahasiswa yang hadir kapasitasnya diatur hanya 50 persen dari kapasitas ruang kelas,” urainya
Sedangkan, bagi angkatan lainnya masih diarahkan untuk melakukan perkuliahan secara daring.
Aturan tersebut, lanjutnya, terus ditekankan guna meminimalisir penyebaran kasus positif COVID-19. Dengan ditunjang penyediaan sarana prasarana untuk protokol kesehatan oleh pihak kampus. Beberapa di antaranya pengukur suhu badan, handsanitizer dan wastafel di setiap gedung.
Termasuk juga menerjunkan tim khusus untuk selalu mengecek kondisi kedatangan mahasiswa. Mulai dari pengecekan suhu, menggunakan masker, kesehatan hingga penggunaan aplikasi peduliLindungi.
“Kegiatan (perkuliahan tatap muka) ini sudah kita lakukan per 11 Oktober 2021, dengan prosedur pengecekan suhu, cuci tangan, pakai masker oleh petugas khusus kami dari bagian akademik dan biro umum yang bertugas melakukan itu, setelah pengecekan selesai baru kemudian mereka boleh masuk,” sambungnya.
Kegiatan ini, oleh pihak kampus di terapkan di seluruh fakultas. Dengan per kelas berisi sekitar 15 sampai 20 mahasiswa sesuai dengan kapasitas masing-masing kelas dengan diberi jarak 1,5 sampai 2 meter.
“Untuk penerapan masuknya perkuliahan blended learning, biasanya tergantung pada masing-masing dosen. Bukan ganjil genap, melainkan jumlah saja, nanti untuk persensi yang setengah daring kita menggunakan Google Classroom atau LMS (Learning Management System),” tukasnya
Lebih jauh, Djuni Farhan menilai dengan adanya PTM ini dapat kembali membuat situasi kampus kembali hidup meski tidak seramai sebelum pandemi.
Sebagai kampus terdepan dan berkarakter, Uniga berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dengan situasi yang ada.
“Harapannya kedepan kita agar kembali normal karena efektivitas perkuliahan itu jauh lebih bagus tatap muka dibandingkan online, terutama dengan pendekatan blended ini, maka skill learning mahasiswa juga diperlukan untuk memaksimalkan perkuliahan,” tutupnya.
Reporter : Feni Yusnia
Editor : Herlianto. A