Thursday, August 4, 2022
Tugumalang.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Asli Malang
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Olahraga
  • Tugu TV
  • Catatan
  • Home
  • Asli Malang
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Olahraga
  • Tugu TV
  • Catatan
No Result
View All Result
Tugu Malang ID
No Result
View All Result
Home Asli Malang

Perjalanan Pegiat Seni Jaranan dalam Melestarikan Warisan Budaya di Desa Purwodadi, Kabupaten Malang

Redaksi by Redaksi
June 16, 2021 11:08 am
in Asli Malang, Budaya
Latihan kelompok seni jaranan Turonggo Satrio Budaya Malang. Foto: Rizal.

Latihan kelompok seni jaranan Turonggo Satrio Budaya Malang. Foto: Rizal.

Share WhatsappShare FacebookShare Twitter

MALANG – Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang ternyata tidak hanya menyimpan keindahan panorama pantai Wedi Awu, Pantai Lenggoksono, Pantai Wedi Putih, hingga Air Terjun Banyu Anjlok saja. Ternyata desa ini menyimpan sejarah perkembangan budaya jaranan yang terus berusaha dilestarikan warganya.

Ketua Kelompok Jaranan Turonggo Satrio Budoyo, Mukhlis, menceritakan bahwa perkembangan jaranan di desanya bermula sejak berdirinya Desa Purwodadi pada 1940.

READ ALSO

Arak-arakan Belasan Tumpeng Hiasi Selamatan Desa di Kelurahan Temas

Batik Blimbing Pincut Konsumen Mancanegara

“Sejarahnya itu Desa Purwodadi berdiri sekitar tahun 1940, sebelum kemerdekaan. Dulu di sini dikenal sebagai daerah persembunyian gerilyawan. Dan di buku sejarah desa ada seperti itu,” terangnya saat dikonfirmasi tugumalang.id pada Rabu (16/06/2021).

Ia menceritakan bahwa sejak awal pembukaan Desa Purwodadi sidah banyak pendatang dari Ponorogo, Blitar, Tulungagung, sampai Trenggalek.

“Justru yang dari Malang tidak terlalu banyak. Bahkan, salah satu tetua desa yang bernama Mbah Siti itu berasal dari Ponorogo. Makanya ada jaranan dan reog itu karena para pendatang ini,” ungkapnya.

Salah satu kelompok seni jaranan tertua di Desa Purwodadi lahir di tahun 1970an bernama Jaranan Karya Bakti. Mukhlis sebelum mendirikan Kelompok Jaranan Turonggo Satrio Budoyo, ia bergabung dalam kelompok ini.

“Kita dulunya iuran untuk membeli alat-alat sederhana. Dari tahun 1970 sampai 2019 itu jatuh bangun,” kenangnya.

“Jaranan dan reog ini biasanya ada ketika event larung sesaji yang diadakan setiap 15 Suro. Jadi kita memiliki tradisi larung sesaji yang diiringi kesenian tradisional yang ada,” sambungnya.

Pria yang juga guru SDN Purwodadi 3 ini mengatakan jika kesenian reog masoh ada, sementara kesenian ludruk sudah punah. Sementara untuk jaranan masih berusaha dibangkitkan kembali.

“Lalu sekitar 2 tahun yang lalu kita berinisiatif membangkitkan kembali kesenian jaranan dengan nama Turonggo Satrio Budoyo. Seperti tradisi untuk membangkitkan jaranan iita lakukan gebyakan (pementasan) sebanyak 7 kali dan disepakati setiap hari tertentu. Gebyakan ini seperti ujian, kalau bisa melewati 7 kali rutin artinya itu sukses,” ungkapnya.

“Akhirnya kita berhasil melewati itu dan akhirnya bisa seperti kejayaan dulu di tahun 1980-1990 dimana dulu ada 3-4 kelompok jaranan,” imbuhnya.

Ternyata, kebangkitan Turonggo Satrio Budoyo ini merangsang kelompok-kelompok jaranan lain untuk ikut bangkit. Ia juga mengatakan jika semua kelompok jaranan yang akan bangkit ini pendanaannya secara swadaya.

“Misalnya muncul kelompok Turonggo Magyojoyo yang rencananya akan mulai gebyakan. Akhirnya kita sepakat untuk melestarikan budaya,” ucapnya sambil tersenyum.

Mukhlis menceritakan untuk para pemainnya ada yang merupakan pemain lama yang dikombinasikan anak-anak muda.

“Setiap kelompok biasanya ada 60 sampai 70 orang, kalau di Turonggo Satrio Budoyo sekitar 60 orang. Di Kita ada mulai dari penari usia SD, SMP, SMA, bahkan ada yang dewasa. Dan yang dilatihkan mulai dari Pegon Klasik sama karawitan,” tuturnya.

“Dan yang membedakan dengan jaranan lain itu kita tidak ada kesurupan, karena kita murni seni tari. Kita juga memakai konsep panggung, atau memakai konsep sendratari, kalau dibuat kesurupan bisa ambruk panggungnya,” tambahnya.

Selain itu, ternyata Mukhlis juga mengikutsertakan latihan jaranan ini dengan paket wisata di Desa Wisata Purwodadi.

“Kita latihan seminggu 3 kali, bahkan kita paketkan dengan wisatawan yang menginap. Kita kerjasamakan drngan Pokdarwis Bowele untuk wisatawan yang menginap kita kasih paket belajar kuda lumping, gamelan, dan karawitan. Wisatawan ini ada yang dari Amerika, Jerman, Spanyol, dan negara Eropa lainnya,” bebernya.

Terakhir, Mukhlis mengatakan jika saat ini jaranan di Desa Purwodadi masih terkendala Pandemi COVID-19 yang membatasi kegiatan mereka.

“Saat ini untuk event di luar desa belum, karena kita bangkit setahun langsung krna pandemi. Jadi sebenarnya sudah ada pementasan di luar desa, akhirnya dicancel karena adanya pandemi itu. Kita sebenarnya ada pementasan di Pakisaji hingga Kota Blitar karena pandemi. Di sini (dalam desa) sebenarnya sempat tersendat juga karena pandemi,” tuturnya.

“Sekarang kalau event sudah mulai berjalan tapi sifatnya lokalan, jadi sifatnya latihan rutin drngan yang hadir orang lokal,” pungkasnya.

Tags: budayamalangSenin jaranan

Related Posts

tumpeng
Budaya

Arak-arakan Belasan Tumpeng Hiasi Selamatan Desa di Kelurahan Temas

2 August 2022
batik blimbing
Budaya

Batik Blimbing Pincut Konsumen Mancanegara

18 July 2022
eyang djugo
Asli Malang

Kisah Eyang Djugo, Guru Spiritual Pangeran Diponegoro yang Dimakamkan di Gunung Kawi

17 July 2022
kota batu
Asli Malang

Gang-gang Bernama Buah di Kota Batu yang Bikin Rindu

14 July 2022
Asli Malang

5 Situs Bangunan di Kota Batu Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya

8 July 2022
masjid sabilillah
Asli Malang

Masjid Sabilillah Malang Dinobatkan sebagai Masjid Besar Terbaik Nasional 2022

2 July 2022
Next Post
Universitas Brawijaya

Penerimaan Tertinggi di Indonesia, Universitas Brawijaya Terima 6.033 Maba Jalur SBMPTN 2021

BERITA POPULER

cengkeh

9 Karyawan Pabrik Rokok di Pakisaji Jadi Tersangka Pencurian Cengkeh

1 August 2022
IWAPI Kabupaten Malang Siap Bentuk Mental Perempuan Tangguh

IWAPI Kabupaten Malang Siap Bentuk Mental Perempuan Tangguh

31 July 2022
Pelajar gagal Bunuh Diri

Pelajar di Malang Gagal Lakukan Percobaan Bunuh Diri di Jembatan Suhat

1 August 2022
desa pesanggrahan

Warga Desa Pesanggrahan Protes Panitia Pilkades yang Dinilai Tak Transparan

2 August 2022
Lakpesdam NU

Misi Kembangkan SDM, Pengurus Lakspedam NU Kabupaten Malang Siap Dilantik

30 July 2022

PILIHAN EDITOR

women's day out

Kenalan dengan Women’s Day Out, Apa Itu?

4 August 2022
festival hari anak

Weekend Seru Festival Hari Anak 2022 Sukses Rebut Perhatian 4.500 Orang Tua dan Anak-anak 

4 August 2022
seni akar bambu desa sanankerto

Totok Setyawan, Sulap Akar Bambu Jadi Karya Seni

3 August 2022
tugu malang

Jurnalis Tugu Malang, Lizya Kristanti Terpilih Jadi Peserta Residensi Antikorupsi

2 August 2022

BISNIS

bpjs ketenagakerjaan
Bisnis

BPJS Ketenagakerjaan Perluas Layanan Lewat Agen BNI46 Malang Raya

by Redaksi
4 August 2022
0

Tugumalang.id - Gandeng Bank Negara Indonesia (BNI) Agen46 se-Malang Raya, BPJS Ketenagakerjaan terus memperluas layanan terkait dengan kemudahan pendaftaran dan...

Read more
vpn

Manfaatkan VPN untuk Tetap Bisa Akses Internet dengan Aman Meski Banyak Website Diblokir

1 August 2022
Pegadaian

Pegadaian Borong Tiga Penghargaan Bergengsi

31 July 2022

Portal berita Tugu Malang (tugumalang.id) merupakan perusahaan media siber di bawah naungan PT Tugu Media Komunikasindo

Ikuti Kami

Navigasi Site

  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Form Pengaduan
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Tugu Media Group - All Right Reserved Tugu Malang ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Asli Malang
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Olahraga
  • Tugu TV
  • Catatan

© 2021 Tugu Media Group - All Right Reserved Tugu Malang ID.