Tugumalang.id – BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) masih terus melanjutkan LKMM the Series. Materi selanjutnya datang dari Dra Safira Machrussah MA, aktivis perempuan yang memiliki segudang pengalaman di antaranya menjabat sebagai Duta Besar Algeir pada tahun 2015–2020, Ketua Umum PP IPPNU periode 1996-2000, dan saat ini sebagai Pengurus MUI Pusat dan Pengurus MES.
Dia membahas Perempuan, Pemimpin, dan Kesetaraan Gender di Era Transformasi Digital yang disampaikan secara daring dari Jakarta.
Dia mengatakan bahwa fenomena fakta diskriminasi gender hampir terjadi di seluruh dunia dan hampir di semua sektor.
“Faktanya telah terjadi ketidakadilan dan diskriminasi terhadap kaum perempuan. Hal ini mengakibatkan kaum perempuan berada dalam kondisi subordinat dan terpinggirkan atas kaum lelaki. Situasi tersebut pada akhirnya memicu munculnya suatu tuntutan dan gugatan untuk segera mengakhiri dan menghilangkan ketidakadilan dan diskriminasi terhadap kaum perempuan,” jelasnya.
Dia menjelaskan, ada beberapa hal yang membuat suara perempuan dibungkam dan tidak didengarkan. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah faktor kultur atau budaya, di mana Indonesia merupakan salah satu negara yang masih kuat akan budaya dan adat.
“Maka dari itu, adanya transformasi digital ini merupakan salah satu jawaban dari hal yang kita harapkan. Kita bisa menggunakan era digital ini sebagai alat, mobilisasi, atau bahkan jembatan untuk turut menyuarakan suara aspirasi perempuan dari bawah kemudian akan didengarkan di atas. Yang mana konsep itu biasa kita sebut bottom up. Maka dari itu, kita sebagai manusia yang memiliki ilmu tentunya harus memanfaatkan teknologi secara maksimal,” pesannya.
Menurutnya, sebanyak 200 juta masyarakat Indonesia telah memiliki akses menggunakan internet. Dari angka tersebut, persentase pengguna internet perempuan ternyata lebih tinggi daripada laki-laki.
Dari data ini, kata dia, perempuan harus adaptif terhadap informasi teknologi yang semakin dinamis dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengembangkan diri serta berkontribusi dalam proses mewujudkan Visi Indonesia 2045.
Dia menjelaskan, salah satu hal yang menjadi syarat terwujudnya target tersebut, menurut Bappenas, adalah terciptanya manusia Indonesia yang unggul dan berbudaya, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ketua Pelaksana LKMM 2021, Rizki Mubarok menyampaikan bahwa pandangan semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka yang bersifat kodrati.
“Tak lupa pula bagaimana sikap dan arah gerak kita sebagai mahasiswa yang mana nanti kita akan terjun ke masyarakat dan mulai mengimplementasikan segala hal yang bersifat pro gender,” ucapnya.
Maka dari itu, kata dia, materi ini memang dihadirkan untuk menjadi solusi atas permasalahan yang kerap ditemukan di tengah masyarakat. “Tentunya tidak melupakan aspek kemanusiaan sebagai mahluk sosial,” ucapnya.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi mengatakan bahwa dunia saat ini sedang ramai-ramainya menggunakan konsep Sustainable Development Goals (SDGs). “Di mana poin di dalamnya terdapat poin yang sangat mendukung yakni poin kesetaraan gender,” paparnya.
Di Indonesia, kata dia, gender dipersoalkan karena secara sosial telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, hak dan fungsi, serta ruang aktivitas laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.
“Padahal ketika dipergunakan secara baik dan bijak akan melahirkan sebuah pandangan baru terhadap kesetaraan gender tersebut, khususnya ketika disandingkan oleh kecanggihan teknologi saat ini, tentunya hal tersebut bisa kita manfaatkan secara maksimal mungkin,” jelasnya.
Diana mengatakan, kegiatan ini diharapkan mampu membuka mindset baru bagi para peserta LKMM. “Serta harapan kami adalah bagaimana pada akhirnya para peserta bisa memahami betapa kesetaraan gender merupakan bagian dari cita-cita global dalam rumusan Sustainable Development Goals per tahun 2030,” pungkasnya.
Sebelumnya, para peserta disuguhkan video flashmob yang dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Agustus 2022. Para peserta sangat antusias dalam melihat dan menikmati video tersebut.
“Saya sangat senang melihat after movie video yang diambil kemarin, sebab ini merupakan salah satu pengalaman luar biasa yang tak pernah saya rasakan sebelumnya,” ucap Agung, salah satu peserta LKMM 2021.
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab yang berlangsung khidmat dan ditutup dengan ucapan yel-yel bersama-sama agar emosional serta semangat tetap terjaga.(ads)
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id