MALANG, Tugumalang.id – Ada yang berbeda di dalam Stadion Gajayana Malang pada Sabtu (29/7/2023). Lapangan yang biasanya dijadikan ajang sepakbola itu justru berganti, dipadati ribuan siswa PAUD se-Kota Malang yang didampingi tenaga pendidiknya masing-masing.
Mereka merayakan ‘Hari Anak Nasional’ yang dikemas dalam Gebyar PAUD dan Kreativitas Pendidik Anak Usia Dini Tahun 2023.
Gelaran yang diinisiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang ini mengusung tema ‘Anak Terlindungi, Indonesia Maju’.
Baca Juga: Wali Murid Bisa Laporkan Sekolah yang Wajibkan Beli Seragam Baru
Sebab itu, ajang kreativitas ini diramaikan dengan penampilan gebyar tari massal ‘Ayo Gembira Bersekolah’ oleh peserta didik PAUD, tari massal ‘Malang Satset Watwet’ oleh guru pendidik PAUD, dongeng anak, aneka permainan hingga bazar UMKM.
Mengenakan seragam yang dipadukan dengan tema nusantara, anak-anak kecil itu sumringah mengikuti setiap arahan pendamping untuk menari bersama.
Baca Juga: Pemkot Malang Dorong Simplifikasi dan Integrasi Pelaporan Pemerintah Daerah
“Ini kegiatan yang tiap tahun kami lakukan, merupakan konsep sosialisasi terkait dengan pendidikan anak usia dini. Psertanya, ada kurang lebih 6.500 peserta didik dan 2.500 pendidik. Ini PAUD se-Kota Malang (terlibat),” ujar Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal Disdikbud Kota Malang, Andayun Sri Afriana.
Andayun melanjutkan, Gebyar PAUD juga menjadi gambaran adanya peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini di Kota Malang. “Maka ini juga menjadi suatu pertimbangan pada masyarakat untuk menyekolahkan anak di PAUD,” sambungnya.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, menambahkan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk membangun kepedulian dan kesadaran orangtua, pengasuh, guru, masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah daerah dalam upaya memenuhi hak dan mewujudkan peelindungan anak.
“Anak perlu mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar, maka pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan anak dan terus mengoptimalkannya,” jelas Suwarjana.
Gebyar PAUD ini bahkan disambut antusias. Hal ini nampak dengan banyaknya peserta yang berdatangan sejak sebelum acara dimulai.
Dari jumlah keseluruhan yang mencapai sekitar 10 ribu peserta, sebanyak 6.772 siswa PAUD dan 2.021 tenaga pendidik ikut berkontribusi dalam masing-masing tarian massal.
“Acaranya dimulai jam 7 pagi, itu jam 6, setengah 7 di sini sudah mulai macet, ini kan menandakan bahwa teman-teman sudah datang mulai pagi,” tambah Suwarjana.
Maka, Gebyar PAUD juga menjadi wadah untuk melatih kerja sama, kedisiplinan, serta melestarikan budaya. “Kami sengaja tidak ada senam tapi melakukan tarian, ini untuk melestarikan budaya kita sebagai orang Jawa sejak dini,” imbuhnya.
Sebab itu, ia berharap Hari Anak Nasional ini dapat memberikan kesan tersendiri bagi peserta. “Karena ini juga peringatan Hari Anak, jadi harinya mereka. Mudah-mudahan tahun depan kita bisa menggelar (dengan jenjang sekolah lain seperti SD), tapi yang jelas waktunya berbeda. Karena bisa dibayangkan, berapa jumlah pesertanya,” tukasnya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A