Tugumalang.id – Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Siti Zuhro, menyebut ada potensi chaos atau kerusuhan dalam Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan Zuhro usai menghadiri acara diskusi Bincang Politik Nasional dan rilis hasil Survei Opini Publik Jawa Timur 2023 dari Laboratorium Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Kamis (10/8/2023).
Zahro menyampaikan bahwa pesta demokrasi di Indonesia dalam Pemilu 2024 mendatang harus benar-benar digelar dengan mengedepankan sistem demokrasi yang terkonsolidasi, substantif dan berkualitas.
Baca Juga: Hasil Survei Opini Publik Jatim 2023, 72 Persen Responden Puas Kinerja Jokowi
“Maka pemilunya harus yang berkualitas, bukan pemilu yang mengedepankan isitas atau bahkan pokok e menang dan menghalalkan segala cara,” ujarnya.
Dia menyampaikan bahwa potensi kerusuhan akan muncul jika penyelenggaraan pemilu dilakukan secara curang hingga menghalalkan segala cara.
“Kami khawatir akan ada kerusuhan. Biasanya, pemilu yang curang, distortif dan mengalalkan segala cara itu akan ditanggapi dengan kerusuhan,” ungkapnya.
“Meskipun nanti seperti 2019, itukan mungkin tidak klimaks, ketidakpuasan terhadap rezim, partai dan penyelenggara pemilu. Kalau klimaks, nanti akan terjadi chaos,” lanjutnya.
Baca Juga: Polresta Malang Kota Dapat Tanah Hibah dari Pemkot Malang, 3 Polsek Akan Dibangun
Zahro berharap tidak ada kerusuhan yang terjadi dalam Pemilu 2024 mendatang. Untuk itu, peningkatan literasi dan edukasi untuk masyarakat sangat perlu digencarkan. Hal itu menurutnya bisa mengantisipasi potensi kerusuhan.
“Bagaimana kita menginginkan sesuatu yang bagus sekali dalam keadaan kita melakukan pemilu sementara hukum kita turun ke titik akhir. Lihat saja hukuman Sambo yang sebelumnya diputuskan hukuman mati menjadi seumur hidup dan perubahan vonis lainnya,” paparnya.
“Ini menunjukkan bahwa kita tidak benar-benar konsisten dalam melakukan penegakkan hukum,” imbuhnya.
Dia juga berpandangan bahwa pemimpin negara yang melakukan politik keberpihakan pada Pemilu 2024 mendatang akan sangat berbahaya bagi kemaslahatan rakyat.
“Keberpihakan ini berbahaya karena bisa menimbulkan persepsi ada anak emas ada anak tiri. Padahal demokrasi itu duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Itu kemewahan kita,” tuturnya.
“Jangan sampai terjadi partai partai chaos sendiri saat mau pemilu. Lalu masyarakatnya dibuat sebagian oke, sebagian tidak oke, kemudian ada konflik. Ini yang tidak saya harapkan,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A