BATU, Tugumalang.id – Permasalahan stunting atau gizi buruk di Kota Batu, Jawa Timur masih jadi perhatian utama untuk diminimalisir. Terbaru, Pemkot Batu punya langkah inovatif, yaitu mewajibkan setiap pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi orang tua asuh bagi balita stunting. Minimal satu pegawai mengasuh dua anak.
Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menuturkan langkah ini diklaim dapat menekan angka stunting di Kota Batu yang masih cukup tinggi. Hingga saat ini, masih ada sekitar 1.540 anak (13 persen) menderita stunting di kota wisata itu.
Sebagai percepatan, ia mendorong agar setiap pegawai ASN menjadi orang tua asuh dari anak penderita stunting. ”Minimal satu orang ASN, jadi orang tua asuh dari 2 anak. Kalau saya pribadi siap mengasuh sekitar 10 anak stunting,” ungkap Aries, Senin (20/3/2023).
Kini, pihaknya akan mulai melakukan pendataan terhadap OPD mana saja yang bersedia melakukan inovasi ini. Bahkan. Aries juga sangat terbuka jika ada instansi lain maupun swasta yang juga turut bersedia terlibat dalam percepatan penanganan kasus stunting ini.
”Seperti rumah sakit dan lainnya mungkin juga bisa andil. Sehingga hasilnya nanti bisa masif. Jadi kalau kami start hari ini, berarti tiga bulan ke depan kami bisa lihat hasilnya,” terangnya.
Aries menargerkan pada 2024 nanti, angka stunting bisa mencapai angka satu digit saja. Sebab itu, diperlukan kontribusi ASN dalam penanganan stunting ini.
“Dengan pelibatan ASN ini, saya yakin angka stunting bisa ditekan hingga tersisa satu digit dalam setahun ini saja,” ujarnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko